KabarPendidikan.id - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI) menyampaikan bahwa Deep Learning bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran. Program ini merupakan inisiasi Prof. Abdul Mu’ti yang dirancang agar lebih relevan dengan kehidupan generasi sekarang yang tumbuh dalam era digital.
Kemendikdasmen RI
menegaskan bahwa generasi saat ini membutuhkan pembelajaran yang mendalam dan
berfokus pada pengembangan diri siswa serta pentingnya kolaborasi semua pihak
untuk mewujudkan pembelajaran berkualitas yang adil dan merata bagi anak-anak
Indonesia.
Arif Jamali Muis
selaku Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul
Kemendikdasmen RI menyebut tantangan utama pendidikan bukan pada kurikulum,
melainkan adaptasi guru dalam menghadirkan pembelajaran yang relevan. Ia
menilai pendekatan Deep Learning sangat tepat diterapkan karena mendorong guru
lebih fleksibel dalam metode mengajar.
”Inti pembelajaran mendalam mencakup tiga aspek utama yaitu kesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih sadar tujuan belajar, merasa materi relevan dengan kehidupannya, serta menikmati proses pembelajaran di kelas dan dapat memacu para guru untuk lebih fleksibel dalam menerapkan metode pembelajaran kepada para siswa,” ucap Arif.