KabarPendidikan.id- Pendidikan berbasis komunitas seperti Sekolah Rakyat dapat menjadi jawaban untuk meningkatkan akses pendidikan yang adil dan merata bagi masyarakat dari berbagai latar belakang.
Moh Ali selaku Akademisi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Hal
tersebut dijelaskan, menyatakan bahwa Sekolah Rakyat membawa filosofi
pendidikan sebagai alat pembebasan dari ketertinggalan. Dengan pendekatan
non-dikotomis, sekolah ini mendorong kolaborasi antara pendidik dan peserta
didik dalam suasana belajar yang setara.
“Menurut saya, sekolah rakyat sangat penting karena
menerapkan pendekatan non-dikotomis, di mana guru dan siswa dapat belajar
bersama dan berkolaborasi tanpa perbedaan yang kaku,” tutur Moh Ali.
Moh Ali menambahkan, sekolah rakyat sangat relevan untuk
masyarakat kurang mampu di wilayah 3T karena pendekatannya yang berbasis
komunitas dan fleksibel, sehingga dapat menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan
lokal.
“Sekolah rakyat juga kurikulumnya itu sangat fleksibel dan
kontekstual. Tentunya ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan lokal, semisal
daerah 3T atau provinsi tertentu di wilayah Indonesia,” ujar Moh Ali.
Moh Ali mengatakan pendidikan yang ditawarkan juga tidak
terpaku pada kurikulum nasional secara penuh, melainkan mengedepankan literasi,
numerasi dasar, serta pembentukan karakter dan keterampilan hidup berbasis
nilai-nilai kearifan lokal. Nilai-nilai adab dan etika yang diwariskan leluhur
juga menjadi perhatian dalam pengembangan Sekolah Rakyat.
“Di tingkat daerah, pemerintah kabupaten atau kota
diharapkan berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan sekolah rakyat.
Keterlibatan tokoh masyarakat, dunia usaha, industri, dan kalangan pendidik
dianggap krusial untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan mampu menjawab
tantangan global,” tambah Moh Ali.
Dengan dukungan pemerintah daerah, Sekolah Rakyat diyakini
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kecerdasan dan daya saing masyarakat.
adp