KabarPendidikan.id - Pertemuan Regional UNESCO untuk Pendidikan Perdamaian digelar di Jakarta pada 24-25 September 2025, dengan partisipasi aktif dari pemerintah, tenaga pendidik, dan organisasi masyarakat sipil se-Asia Tenggara.
Kegiatan yang digelar UNESCO bersama KNIU dan didukung KOICA
ini menjadi penting dalam upaya kawasan untuk menciptakan perdamaian abadi dan
mencegah konflik melalui pendekatan baru.
Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya ujaran
kebencian, polarisasi, dan kekerasan di berbagai belahan dunia, sementara Asia
Tenggara yang memiliki sejarah konflik dan rekonsiliasi memainkan peran kunci
dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global.
Sesuai dengan Rekomendasi UNESCO 2023, kegiatan ini
menyoroti pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang untuk
mengatasi diskriminasi, serta berperan penting dalam meredakan konflik dan
memulihkan dampak kekerasan masa lalu.
“Pendidikan merupakan kunci untuk membangun ketangguhan dan
menciptakan perdamaian abadi dengan menanamkan rasa hormat terhadap
keberagaman. Pertemuan ini adalah momentum tepat untuk mewujudkan aspirasi
bersama menjadi aksi nyata di Asia Tenggara,” tutur Maki Katsuno-Hayashikawa,
Direktur Kantor Regional UNESCO di Jakarta.
“Pendidikan yang berkualitas mampu menumbuhkan pemahaman
lintas budaya dan agama, sehingga generasi muda bisa melihat perbedaan sebagai
anugerah, bukan ancaman. Melalui pendidikan, anak-anak belajar memahami
keyakinan dan tradisi orang lain, sehingga kebencian memudar, stereotip lenyap,
dan empati tumbuh,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti.
Selama dua hari, diskusi para peserta berfokus pada
transformasi sistem pendidikan untuk menanggulangi akar konflik, serta membahas
studi kasus dan peran strategis pendidikan dalam pemulihan setelah konflik di
berbagai negara.
Pertemuan ini menekankan pentingnya peran generasi muda,
pendidik, dan masyarakat sipil dalam melawan ujaran kebencian melalui
pendidikan, termasuk di dunia digital, untuk menjaga perdamaian di ruang maya.
“Kolaborasi erat antara pemerintah, pemuda, masyarakat
sipil, dan mitra internasional akan membawa Asia Tenggara menuju masyarakat
yang lebih damai, adil, dan inklusif,” ucap Ketua Harian KNIU Ananto Kusuma
Seta.
Hasil pertemuan ini adalah Rencana Aksi Regional yang
merekomendasikan langkah-langkah nyata untuk mempromosikan pendidikan
perdamaian, serta memperkuat kerja sama dan kepercayaan lintas negara demi
perdamaian abadi di kawasan Asia Tenggara.
adp