KabarPendidikan.id - Tidak hanya sekolah ataupun madrasah yang berada di kota saja yang banyak memperoleh prestasi tetapi juga sekolah atau madrasah yang berada di desa pun sudah banyak menuai prestasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai contohnya adalah Madrasah Aliyah Riyadlotut Tholabah Sedan yang terletak di Kecamatan Sedan,Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Timur. Madrasah ini telah menuai banyak prestasi di bidang pendidikan baik pada tingkatan Kabupaten Rembang maupun nasional. Bahkan pada tahun 2020 lalu, Madrasah ini mendapatkan predikat ‘Madrasah berbasis riset’
Anshori selaku kepala sekolah dari MA Riyadl mengungkapkan bahwa Madrasah ini memulai melakukan kegiatan penelitian pada tahun 2006.
“Kami mendapatkan dana untuk pengembangan Madrasah dari progam MEDP (Madrasah Education Development Project). Dana yang telah kami peroleh, Kami gunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana yaitu berupa ruang laboratorium dan peningkatan mutu pada siswa.” Tuturnya
Anshori menambahkan, dalam melakukan penelitiannya, siswa diarahkan oleh guru pembimbing yaitu Husna Mardhiyah. Siswa-siswi diharuskan berperan aktif didalam bidang penelitian dengan cara mengikuti ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja atau biasa disingkat KIR. Tidak disangka, Banyak siswa yang berminat mengikuti Ekskul tersebut sehingga pada tahun 2020 dibukalah kelas unggulan.
“Madrasah kami memiliki dua kelas unggulan, yaitu IPA dan IPS. Didalam kelas unggulan inilah terdapat siswa-siswa pilihan yang cerdas dan berprestasi,” Tutur Anshori kembali
Ketekunan,keseriusan dan dukungan dari seluruh pendidik,tenaga pendidik maupun siswa-siswi yang berperan aktif dalam melakukan penelitian ini membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan dari banyaknya prestasi yang diperoleh pada tingkat kabupaten maupun nasional hampir setiap tahun.
Disisi lain, Husna juga menceritakan bahwa MA Riyadl prestasi-prestasi yang didapatkannya berawal dari kompetisi riset yang pada tahun 2013. Tepatnya pada perlombaan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). OPSI ini diselenggarakan oleh Pusat Kreasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Perpresnas Kemdikbud). Dari perlombaan inilah tim dari MA Riyadl masuk kedalam finalis 30 besar.
“Kompetisi ini tidak hanya diikuti dari madrasah saja tetapi diikuti oleh seluruh sekolah yang ada di Indonesia,” Pungkas Husna.
Keberhasilan mereka dalam kompetisi tersebut mendapatkan banyak apresiasi dan dana pembinaan. Tidak hanya itu, Tim riset dari MA Riyadl pun diundang oleh Kementerian Agama untuk diberikan apresiasi secara langsung.
Tidak cukup sampai disitu,prestasi-prestasi lain pun turut dimenangkan oleh MA Riyadh. Antara lain sebagai berikut :
1. Poster Terfavorit dalam lomba LKTIA tingkat nasional yang diadakan oleh Universitas Brawijaya (tahun 2022)
2. Tim Terfavorit dalam lomba LKTI CSSMORA tingkat nasional yang diadakan oleh UINSA (tahun 2018)
3. Juara I lomba LKTI tingkat Jawa Kategori Sosial yang digelar oleh STAIN Kudus (2014)
4. Juara I lomba LKTI Pelajar tingkat Jawa yang digelar oleh STAIN Kudus (2015)
5. Juara I lomba LKTI Pelajar tingkat Jawa yang digelar oleh STAIN Kudus (2016)
6. Juara I lomba LKTI CSSMORA tingkat nasional UINSA Surabaya (2017)
7. Juara II lomba LKTIA GBQ tingkat nasional yang digelar oleh Universitas Brawijaya (2014)
8. Juara III Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun (2015)
9. Juara II Madrasah Young Researchers Superchamp (Myres) tingkat nasional yang digelar oleh Direktorat KSKK Kemenag RI (2023)
10. Finalis 10 besar LKIR tingkat nasional yang digelar oleh LIPI (2013)
Prestasi yang paling membanggakan diantara prestasi yang diperoleh adalah ketika mendapatkan Juara II Myres Nasional 2023 pada awal September di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dengan judul yang mereka ajukan pada perlombaan adalah Ketoke Kuwat, Nyatane Sekarat, Problematika Rumah Tangga Pelajar Putus Sekolah Akibat Hamil di Luar Nikah yang diwakilkan oleh tim riset MA Riyadl, yaitu M. Yufi Anaqsana dan Ja’far Shodiq Hibatullah.
Husna berpendapat bahwa Karya Ilmiah Remaja banyak didominasi oleh isu-isu keagamaan dan sosial masyarakat. Oleh karena itu, Ia ingin menciptakan sebuah gebrakan baru mengenai tema yang akan diangkat oleh perlombaan selanjutnya.
“Saat ini kami sedang mengikuti perlombaan ide kreatif dalam bidang kuliner. Kami sudah menciptakan kreasi kuliner dan akan dipasarkan secara online,” Kata Husna.
Menurut Husna prestasi dan kemenangan yang sudah diperoleh tidak hanya dari usaha-usaha yang dilakukan tetapi juga doa.
“Kesuksesaan yang kita dapatkan berasal dari dua usaha yang kita lakukan, yakni usaha jalur langit dan jalur Bumi. Jalur langit yang kita lakukan adalah dengan berdoa sementara usaha jalur Bumi yang lakukan adalah dengan berusaha. Saya selalu mengingatkan kepada anak-anak bahwa kita harus selalu menghargai karya orang lain dan selalu menguatkan doa kepada Allah sebagai usaha tambahan kita berikhtiar,” Katanya kembali.
(Erma Fitria Handayani/adp)