KabarPendidikan - Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguguran Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menggelar Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan tema Pelatihan Jurnalistik Media Online dengan Menerapkan Fungsi Manajemen untuk Meningkatkan Literasi di SMP Muhammadiyah 36 Jakarta. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom meeting pada Kamis (27/1).
Kegiatan ini dihadiri oleh Emaridial Ulza (Sekertaris Uhamka), Abdul Latif (Dosen PBSI FKIP Uhamka), Mona Farida (Kepala SMP Muhammadiyah 36 Jakarta) dan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 36 Jakarta.
Mona Farida menyampaikan bahwa banyak kegiatan literasi yang SMP Muhammadiyah 36 Jakarta lakukan seperti, membaca Al-Qur'an, membuat puisi, membuat buku dan karya ilmiah.
"Untuk memperkuat literasi di SMP Muhammadiyah 36 Jakarta. Kita mendapatkan kesempatan jurnalistik media online untuk menambah wawasan. Hal ini sangat positif untuk siswa-siswi SMP Muhammadiyah 36 Jakarta, terima kasih untuk uhamka memberikan kesempatan belajar. Semoga Uhamka terus menjalin kerjasama dengan SMP Muhammadiyah 36 Jakarta untuk kegiatan berikutnya." tutur Mona.
Dilain pihak, Emaridial Ulza mengatakan, kerjasama dengan 36 Jakarta terkait dengan pelatihan jurnalistik sangat penting untuk siswa-siswi di SMP Muhammadiyah 36 Jakarta. Terutama dimasa pandemi saat ini informasi ada yang benar dan juga salah atau hoax bertebaran di media massa.
"Menjadi wartawan harus memiliki moto, yaitu religius dengan menjalankan amanah jika benar disampaikan jika salah juga disampaikan, unggul dalam hal mendapatkan informasi lebih dahulu dan membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi yang jelas, berprestasi jika mendapatkan penghargaan.Tetap semangat, jangan pernah lelah untuk belajar dan tetap berprestasi," tutur Ulza.
Tujuan PKM di SMP Muhammadiyah 36 Jakarta ini karena melihat siswa-siswa nya aktif, pintar, cerdas dan suka menulis. Kemudian siswa-siswi nya telah membuat buku.
Abdul Latif menyampaikan dalam materinya, saat mencari informasi harus dipastikan dengan benar karena, jika salah mendapatkan informasi maka akan menjadi berita hoax atau berita bohong. Untuk membuktikan kebenaran yaitu dengan wawancara.
"Ketika membuat berita, jangan menggunakan bahasa gaul atau Informal. Harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar tidak salah paham. Jangan gunakan simbol (&) dan harus menggunakan tulisan. Tidak harus ketempat peristiwa, tetapi harus memastikan kebenaran dan keaslian berita. Untuk mengunggah berita harus disertakan foto atau dokumentasi berupa gambar," tutur Latif.