Pengalaman sebagai Tentor Bimbingan Belajar di era Pandemi Covid-19

Kamis, 15 April 2021 | 10:34 WIB Last Updated 2021-04-15T03:34:31Z


(Nurul Jannah/ Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHAMKA)

Kabarpendidikan.com Di masa pandemi Covid-19 ini, segala hal berubah di seluruh dunia. Salah satunya adalah bidang pendidikan yang membataskan pertemuan antara siswa dan guru untuk bertatap muka.  Dengan terbatasnya pertemuan ini, maka secara otomatis kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dan daring menjadi kendala untuk mencapai tujuannya. Karena hampir seluruh siswa di sekolah lebih menyukai pembelajaran model langsung atau bertatap muka dibandingkan daring.

 

Begitu juga dengan bimbingan belajar yang berdampak atas pandemi ini, hampir seluruh bimbingan belajar di Indonesia merombak sistemnya dan menyesuaikannya dengan berbagai protokol kesehatan yang ada. Bimbingan belajar sendiri memiliki kelebihan dalam penanganan siswa yang kurang menangkap materi yang disampaikan oleh Guru di sekolahnya. Terlebih lagi pada kedua orangtua yang tidak memiliki waktu mendampingi putra putrinya untuk belajar karena harus mencari nafkah.

 

Sesuai dengan pengalaman seorang pengajar les selama 2,5 tahun, tentu saja melakukan bimbingan belajar saat masa pandemi seperti sekarang adalah hal yang paling sulit dilakukan. Selain harus mematuhi segala protokol kesehatan dan keamanan Covid-19, semua gerak gerik diberikan batasan. Dan jujur saja, banyak siswa/i bimbingan belajar yang diajarkan merasakan kesulitan untuk memahami berbagai materi. Mereka seringkali mengeluh atas itu, seperti kurang mengerti materi A, materi B, atau hal lain. Oleh karena itu, seringkali seorang pengajar les memberikan pengetahuan tambahan di luar kemampuan siswa di sekolah, menjelaskan lebih terperinci dan jelas kepada para murid.

 

Seorang pengajar les melakukan pengajaran secara tatap muka, sesuai dengan protokol yang ada di setiap titik. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjaga kesehatan tubuh. Karena pandemi ini juga, bimbingan belajar yang sedang dilakoni mengurangi jumlah setiap siswa di dalam kelas. Bermula dari 15 orang per kelas menjadi 7 orang per kelas, kemudian sisanya akan dilakukan pada hari yang lain.

 

Dengan adanya pandemi ini, seorang pengajar juga merasakan tantangan yang luar biasa untuk membantu para siswa di bimbingan belajar. Di sisi lain, kita harus bersyukur dan selalu berdoa semoga pandemi ini segera padam. Sebagai penutup, para tentor bimbingan belajar diharapkan lebih giat untuk memberikan pembelajaran pada anak didiknya. Yang terpenting, para guru diharapkan dapat memberikan ilmu yang lebih terperinci dan jelas pada siswa siswinya. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pengalaman sebagai Tentor Bimbingan Belajar di era Pandemi Covid-19

Trending Now

Iklan

iklan