Dunia Pendidikan dalam Pusaran Pandemi

Minggu, 28 Maret 2021 | 12:55 WIB Last Updated 2021-03-28T15:11:53Z


Kabarpendidikan.id
 Penyebaran virus Covid-19 ini menimbulkan banyak sekali dampak bagi masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia sendiri, salah satu sektor yang terkena dampak cukup besar dari penyebaran virus ini adalah sektor pendidikan.


Pertemuan langsung secara tatap muka saat bersekolah menjadi hal yang sulit dilakukan pada kondisi ini. Tak banyak sekolah yang memperbolehkan murid-muridnya melakukan pembelajaran secara langsung, namun menghentikan proses kegiatan pembelajaran juga bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Untuk itu, pilihan yang paling rasional saat ini adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran secara daring dengan menggunakan platform online seperti zoom meeting dan google meet.


Usaha pemerintah dalam menghadapi masalah ini adalah dengan memberikan bantuan kuota gratis kepada para pelajar di Indonesia. Pada peserta didik tingkat PAUD akan mendapat bantuan kuota sebesar 7 GB. Untuk pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA akan mendapat kuota sebesar 10 GB dan untuk mahasiswa dan dosen akan mendapat bantuan kuota sebesar 15 GB. Sementara tenaga pendidik akan mendapatkan bantuan kuota sebesar 12 GB. Bantuan ini akan diberikan tiap bulannya selama tiga bulan berturut-turut dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.


Namun saat ini, sangat disayangkan bahwa bantuan kuota tersebut masih belum tersebar secara merata, baik kepada para pelajar maupun kepada para tenaga pendidik di Indonesia. Banyak bantuan tersebut yang tidak tersebar secara baik. Masih banyak pelajar yang memang membutuhkan bantuan kuota tersebut namun malah tidak mendapatkannya.


Penyebab dari ketidak merataannya pembagian kuota tersebut adalah salah satunya karena nomor telepon peserta didik yang tidak valid dan berubah, namun peserta didik tersebut tidak segera melaporkannya kepada pihak sekolah. Untuk itu, diharapkan pihak sekolah dapat memeriksa secara berkala data-data atau nomor telepon peserta didiknya dan selalu menjaga validitas data peserta didik. Selain itu, sekolah juga harus punya hotlines yang dapat dihubungi bila peserta didik ingin melaporkan tentang hal tersebut agar bantuan kuota gratis dari pemerintah ini dapat tersalur dengan baik.


Selain masalah kuota, kendala yang timbul karena pembelajaran secara daring ini adalah sulitnya para peserta didik dalam memahami penjelasan dari guru. Tidak penulis pungkiri bahwa penulis pun juga mengalami hal demikian. Mendengarkan penjelasan dari guru secara online memang terasa kurang dapat dipahami secara maksimal bila dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan secara langsung. Diperlukan peran aktif dari peserta didik sendiri untuk dapat mencari informasi lebih banyak agar dapat lebih memahami materi pembelajaran.


Untuk itu, mari kita terus berdoa agar pandemi ini dapat segera berlalu dan pembelajaran dapat segera dilangsungkan secara tatap muka lagi.

 (Maharani Nabilla Yasmin Taj / Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dunia Pendidikan dalam Pusaran Pandemi

Trending Now

Iklan

iklan