KabarPendidikan.id - Konferensi Puncak Pendidikan
Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 resmi digelar di Universitas Negeri Surabaya
untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi nasional. Forum ini mempertemukan
PTN, PTS, perguruan tinggi kementerian/lembaga, hingga perguruan tinggi luar
negeri sebagai bagian dari konsolidasi menuju Indonesia Emas 2045.KPPTI 2025 yang diikuti sekitar 2.000 peserta mengusung tema
Kampus Berdampak, menekankan kontribusi nyata kampus dalam pembelajaran,
riset, inovasi sosial, dan pembangunan daerah. Unesa menjadi tuan rumah bersama
18 perguruan tinggi Surabaya, menghadirkan 55 pembicara nasional dan
internasional serta dukungan industri seperti PT Pindad dan PT PAL.
Konferensi juga membuka Coaching Clinic untuk layanan
pendidikan tinggi, termasuk pembukaan prodi, sertifikasi dosen, RPL, dan
pangkalan data pendidikan tinggi. Dengan persiapan yang hampir rampung, KPPTI
2025 diharapkan menjadi momentum transisi dari model pendidikan terfragmentasi
menuju ekosistem kolaboratif yang lebih berdampak secara nasional.
Dirjen Dikti Kemendiktisaintek Khairul Munadi menegaskan
bahwa KPPTI menjadi ruang kolaborasi seluruh pemangku kepentingan industri,
pemerintah daerah, media, asosiasi profesi, dan diaspora. Ia menyoroti
perubahan paradigma dari kompetisi menuju kolaborasi sebagai kunci agar
perguruan tinggi saling menguatkan dan memberi nilai tambah yang lebih besar.
“KPPTI adalah ruang kolaborasi bagi seluruh pemangku
kepentingan industri, pemerintah daerah, media, asosiasi profesi, hingga
diaspora. Perubahan paradigma dari kompetisi menuju kolaborasi menjadi kunci
agar perguruan tinggi dapat saling menguatkan dan menghasilkan nilai tambah
yang lebih besar,” ucap Khairul.