KabarPendidikan.id - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengajak pondok pesantren untuk menjadi pusat pendidikan yang berbasis kasih sayang dan perlindungan anak.
“Di momen Hari Santri ini, mari kita jadikan pesantren
sebagai pusat peradaban yang memancarkan kasih sayang, kebaikan hati, dan
kepedulian sosial, serta memastikan pesantren menjadi tempat yang aman bagi
para santri,” tutur Arifah.
Arifah menekankan bahwa pesantren memiliki peran penting
dalam membangun bangsa dan membentuk karakter dengan nilai-nilai moral dan
sosial yang tinggi. Oleh karena itu, pesantren saat ini harus menjadi contoh
pendidikan agama yang sejalan dengan prinsip perlindungan anak.
“Pesantren memiliki peran krusial, tidak hanya dalam sejarah
kemerdekaan, tapi juga dalam mengisi kemerdekaan saat ini. Mari kita jadikan
pesantren sebagai contoh nyata pendidikan agama yang melindungi dan memenuhi
hak anak,” ucap Arifah.
Menurut Muhaimin Iskandar Menko Pemberdayaan Masyarakat
(Menko PM), pesantren memiliki peran vital dalam menjaga keutuhan bangsa, dan
peringatan Hari Santri menjadi kesempatan untuk mengenang kembali jasa besar
para santri bagi Indonesia.
“Dari Barus ini, kita bersyukur bahwa Islam telah tumbuh dan
berkembang sebagai rahmat bagi semesta, membawa kedamaian dan kemanusiaan.
Semangat ini menjadi landasan bagi umat Islam Indonesia untuk terus menjaga
negeri ini sebagai darussalam, tempat di mana nilai-nilai kemanusiaan dijunjung
tinggi,” kata Menko Muhaimin.
Menurut Muhaimin, peran pesantren dan santri tidak hanya
terbatas pada ranah keagamaan, tetapi juga sebagai penjaga moralitas masyarakat
di era modern. Ia menekankan bahwa para santri harus menjadi contoh dalam hal
integritas, kemandirian, dan kepedulian sosial.
“Santri masa kini harus menjadi pelopor perubahan dengan
menolak ketidakberdayaan dan menjadi contoh akhlak mulia. Mari kita buktikan
bahwa pesantren adalah sumber inspirasi bagi kemajuan dan kebanggaan bangsa,”
ungkap Muhaimin.
adp