“Program ini menjadi bagian dari langkah Kementerian Sosial untuk memperluas akses pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, sekaligus menanamkan nilai-nilai sosial pada generasi muda. Sekolah Rakyat memang masih dalam tahap awal, sehingga masih banyak hal yang perlu disempurnakan. Namun kami terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraannya secara bertahap,” ujar Gus Ipul.
Ia menjelaskan, sebagian besar kegiatan belajar saat ini masih dilakukan di bangunan sementara. Meski demikian, Kemensos menargetkan pembangunan gedung permanen pada tahun depan, dengan menggunakan anggaran APBN sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Lahan untuk pembangunan disiapkan oleh pemerintah daerah, baik di tingkat kabupaten, kota, maupun provinsi,” tambahnya.
Gus Ipul menuturkan, pembangunan Sekolah Rakyat akan difokuskan di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi, mengacu pada data keluarga penerima manfaat (KPM) yang dimiliki Kemensos.
Selain itu, ia membuka peluang kerja sama dengan berbagai komunitas dan organisasi lokal untuk memperluas akses pendidikan sosial, terutama di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).