Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa bantuan tersebut akan mulai disalurkan pada tahun ajaran baru 2025/2026. Menurutnya, saat ini kementeriannya tengah mempersiapkan pelaksanaan program tersebut. “Program itu akan dilaksanakan tahun ajaran baru, masih dalam persiapan,” ujar Mu’ti saat dihubungi pada Minggu, 4 Mei 2025.
Setidaknya 12 ribu guru
ditargetkan akan menerima bantuan dana sebesar Rp3 juta setiap semester.
“Minimal 12 ribu, mungkin bisa lebih,” kata Mu’ti.
Pada peringatan Hardiknas
di SDN Cimahpar 5, Bogor, Presiden Prabowo menyatakan komitmennya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui bantuan ini. “Kami ingin
pendidikan kita semakin baik,” ujar Prabowo dalam sambutannya pada Jumat, 2 Mei
2025.
Mu’ti menjelaskan bahwa ada tiga skema pendaftaran yang dirancang untuk program ini:
Melalui Rekognisi
Pembelajaran Lampau (RPL): Ditujukan bagi guru lulusan D2 atau D3 agar bisa
melanjutkan ke jenjang sarjana.
Pengakuan Ijazah
Non-Linier: Guru yang telah menyelesaikan D4 atau S1 namun ijazahnya dianggap
tidak linier dengan mata pelajaran yang diajarkan akan dibantu mendapatkan
pengakuan formal. “Itu nanti kami data dan bisa kami akui ijazahnya sehingga
dia sebenarnya sudah S1 atau D4. Ini kerja sama dengan BKN,” jelas Mu’ti.
Bantuan Penuh Kuliah dari
Awal: Untuk guru yang belum pernah kuliah sama sekali, pemerintah akan
menanggung biaya kuliah dari semester pertama hingga lulus. “Skemanya bisa
melalui kerja sama dengan perguruan tinggi atau melalui kuliah secara online,”
kata Mu’ti. Ia juga menegaskan bahwa program ini dirancang agar para guru tetap
dapat mengajar sambil menempuh pendidikan.
(TH/DYL)