Prof Sumiyadi dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Sastra; Dari Sastra Bandingan ke Riset Berbasis Sastra

Rabu, 05 Juni 2024 | 16:53 WIB Last Updated 2024-06-08T06:59:33Z

Kabarpendidikan.id Prof. Dr. Sumiyadi, M.Hum. telah dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Pendidikan Sastra Bandingan dengan angka kredit 1.090,20 oleh Prof. Solehuddin selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Kampus UPI Bandung Rabu, (5/6).

 

Prof. Sumiyadi merupakan akademisi, peneliti, dan pendidik kelahiran Bandung 20 Maret 1966 yang telah mendapatkan SK jabatan Fungsional Guru Besar dari Kemendikbud Ristek No. 45208/M/07/2023 telah ditetapkan di Jakarta 21 Agustus 2023 oleh Mendikbud Ristek RI Nadiem Anwar Makarim.

 

Dalam orasinya berjudul Dari Sastra Bandingan ke Riset Berbasis Sastra, Prof Sumiyadi menyampaikan, sastra bandingan adalah studi sastra di luar batas satu negara dan studi tentang hubungan antara sastra di satu sisi, dan bidang pengetahuan dan kepercayaan. Pembatasan tersebut dilandaskan pada dua mazhab sastra bandingan, yaitu mazhab Prancis dan mazhab  Amerika.


Kajian sastra bandingan di Indonesia pada awal perkembangannya cenderung mengikuti mazhab Prancis, seperti yang dilakukan oleh Jassin dalam buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1983; cetakan pertama tahun 1956).

 

Kajian sastra bandingan mazhab Prancis dengan menitikberatkan pada “pengaruh” akan sangat meyakinkan apabila pembandingan dilakukan terhadap karya sastra Indonesia dengan karya sastra asing yang menggunakan bahasa  sumber (bukan sastra terjemahan).

 

Sedangkan, kajian bandingan mazhab Amerika dapat dilakukan tanpa membandingkan dua karya sastra yang berbeda bahasa, tetapi membadingkan  karya sastra dengan  transformasinya ke dalam seni lain, misalnya film, teater, tari, atau lukisan.

 

Dalam kaitan ini, kajian sastra bandingan mazhab Prancis dan Amerika mendapatkan kritik dari pakar sastra bandingan Tiongkok dalam buku yang ditulis oleh Shunqing Cao berjudul The Variation Theory of Comparative Literature (Cao, 2013). Dalam buku tersebut, Cao mengusulkan tambahan mazhab, yaitu mazhab Tiongkok.

 

Selanjutnya, Prof Sumiyadi dalam pidato pengukuhannya menuturkan sastra bandingan ke penelitian pendidikan berbasis sastra memiliki keberagaman dan variasi. Hal ini akan berpengarauh pada desain penelitian. Desain penelitian mutakhir yang berkarakteristik heterogenitas dan variasi di antaranya penelitian pendidikan berbasis seni, yang di dalamnya terlingkup karya sastra sebagai bagian dari karya seni.

 

Ada perbedaan dalam penelitian berbasis seni dengan penelitian konvensional, khususnya pada bab analisis atau temuan dan pembahasan.

 

Dalam penelitian berbasis seni, bab analisis berisi pertanggungjawaban mahasiswa berkaitan dengan produk novel yang dihasilkannya.  Milech dan Schilo (2009), dosen Curtin University of Technology, menamai bab analisis dengan istilah “eksegesis”. Menurut mereka, eksegesis dapat berupa model konteks, model komentar, dan model pertanyaan penelitian.

 

Kajian sastra bandingan yang berujuang pada penelitian berbasis sastra, memungkinkan insan perguruan tinggi tidak hanya menjadi cendekiawan akademik yang menulis karya ilmiah berformat skripsi, tesis, atau disertasi, tetapi juga menjadi cendekiawan publik yang mengemas gagasan ilmiahnya melalui karya sastra.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Prof Sumiyadi dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Sastra; Dari Sastra Bandingan ke Riset Berbasis Sastra

Trending Now

Iklan

iklan