Benarkah Flexing Tren Kalangan Pejabat publik?

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 09:03 WIB Last Updated 2023-08-26T02:03:00Z

 



Oleh:Rina Putri Hantika

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

 

Baru-Baru ini,masyarakat di hebohkan dengan munculnya ke media sosial beberapa pejabat publik yang memamerkan harta kekayaan,mengapa demikian?

Flexing atau yang sering terdengar memamerkan harta kekayaan, merupakan fenomena yang banyak sekali terjadi di berbagai flatform,salah satunya yaitu media sosial. Flexing juga merupakan tindakan menunjukan kemewahan seseorang yang membutuhkan pengakuan sosial. Dalam kalangan pejabat publik,flexing banyak sekali menimbulkan kontroversi dan perdebatan-perdebatan.Tak sedikitnya para pejabat menggunakan uang publik dengan tidak selayaknya.

 

Tindakan flexing sering kali di lakukan oleh anggota keluarga.Tak jarang dari mereka menggunakan jabatan dan kekuasaan yang di miliki oleh keluarga mereka,untuk memperoleh kekayaan dan kemewahan yang tidak wajar. Sehingga apa yang di dapatkan akan mereka pamerkan di media sosial. Salah Satu anggota keluarga yang sering memamerkan harta kekayaan tersebut biasanya antara ibu atau anak. Ada juga dari sanak saudara yang juga ikut serta dalam tindakan flexing tersebut.

 

Praktik Flexing ini sering kali terlihat dalam penggunaaan fasilitas-fasilitas yang di berikan pemerintah. Yang seharusnya di gunakan untuk keperluan negara seperti,tugas kedinasan atau tugas patroli jalan. Justru mereka gunakan untuk berfoya-foya,seperti mobil dinas mereka gunakan untuk ajang memamerkan-nya di jalanan. Lain hal-nya dalam penggunakan fasilitas mewah seperti Penginapan, Restoran, dan Klub sosial yang seharusnya di gunakan untuk menjalankan tugas negara. Sehingga Fenomena tersebut akan menimbulkan arogansi dan ketidakbertanggungjawaban pejabat dalam tugas-tugas mereka.

 

Kekuasaan yang di peroleh para pejabat juga dapat melakukan Flexing ,melalui berbagai kesempatan dalam acara-acara publik maupun dalam media sosial. Tindakan kekuasaan yang mereka lakukan akan memperkuat citra diri mereka sebagai orang penting. Namun dapat menunjukan sifat ketidaksopanan pada masyarakat dan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Mereka hanya mementingkan popularitas mereka sebagai orang penting,tak memperdulikan apakah kekuasaan yang mereka lakukan akan berdampak kepada banyak masyarakat? Bukan nya menimbulkan dampak positif, justru yang di timbulkan hanya dampak negatif,yaitu banyak masyarakat yang akan kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan jika melihat para pejabat menggunakan kekuasaan untuk kepentingan mereka pribadi.


Dalam mencegah Praktik Flexing yang muncul atau bahkan jadi tren di kalangan pejabat,penting sekali bagi pejabat memperlihatkan kepada masyarakat sikap kerendahan hati mereka dan mempergunakan uang publik maupun fasilitas-fasilitas yang di berikan pemerintah dengan baik dan bijaksana. Pemerintah juga harus lebih transaparan dalam menyikapi fenomena yang ada. Juga,harus memastikan adanya aturan-aturan dan mekanisme pengawasan yang ketat terhadap keuangan dan kekuasaan yang pejabat punya sebagai bentuk kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin-nya. Pejabat publik juga harus bisa menahan keinginan diri sendiri maupun anggota keluarga apabila salah satu dari mereka ingin melakukan praktik flexing. Dari fenomena ini, masyarakat juga berperan penting dalam mengatasi praktik flexing ini dengan pelapor atau pengawas yang aktif di kalangan pejabat yang memamerkan di media sosial maupun secara langsung.

 

 

 

 

 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Benarkah Flexing Tren Kalangan Pejabat publik?

Trending Now

Iklan

iklan