Penerapan Transit KRL

Sabtu, 25 Juni 2022 | 09:02 WIB Last Updated 2022-06-25T02:02:00Z


 


Oleh : Aprilia Regita

Mahasiswa FEB Uhamka


Beberapa hari lalu KAI menerapkan perubahan rute KRL , sejumlah penumpang KRL mengeluh mengenai adanya perubahan tersebut karena membuat penumpang kerepotan jika harus transit 2x. Di stasiun Manggarai Rabu, 1 Mei 2022 suasana dari siang hingga sore nampak tidak terlalu ramai , bahkan cenderung sepi. Lalu lalang penumpang tidak seramai saat hari kerja. Hal itu di sebabkan karena perubahan peraturan baru yang di buat oleh KAI. 

Penumpang dari arah Bogor kini harus berpindah kereta (transit) jika menuju ke Stasiun Tanah Abang dan seterusnya. Sementara banyak penumpang yang kebingungan ketika mencari kereta tujuan yang diinginkan, banyak dari mereka yang beberapa kali bertanya kepada petugas yang bersiaga di stasiun. Juga banyak terjadi penumpukan penumpang karena kepadatan penumpang yang transit, begitu pula dengan penumpang yang harus transit, harus berpindah peron dari lantai atas ke bawah , begitupun sebaliknya hal itulah yang membuat penumpukan penumpang. 

Ketika kereta api tiba,tangga atau eskalator banyak dipadati oleh penumpang yang hendak transit. Kepadatan itu mulai terurai saat penumpang yang sudah ada di dalam peron sesuai jalur KRL yang ingin di tumpangi. Banyak juga penumpang yang terburu-buru karena mereka ingin duluan masuk ke dalam peron , sejumlah penumpang juga mengeluh karena capek dengan perubahan KRL ini mereka mengungkapkan bahwa peraturan baru ini membuat mereka kebingungan dan agak kesal karena harus transit 2x.

Masih banyak penumpang KRL yang harus diingatkan secara terus menerus sehingga nanti mereka terbiasa dengan adanya peraturan baru yang dibuat oleh KAI, seperti halnya keluhan salah satu penumpang KRL tujuan Bekasi dan Bogor beragam mulai dari keruwetan peron hingga lelahnya transit karena harus naik turun tangga di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Penumpang tujuan Bogor mengatakan sistem transit ini sangat melelahkan bagi penumpang yang pulang bekerja.’’Lumayan capek , karena sekarang ada transit gini, lumayan capek juga harus berdesakan, lari-lari kayak gini’’ ujar salah satu penumpang tujuan Bogor.

Perubahan ini dilakukan karena dengan banyaknya jumlah peron tersebut membuat pola transit di stasiun Manggarai tidak memungkinkan jika tetap menggunakan cara yang manual yaitu menyebrangi rel. Pasalnya , dapat menghambat laju kereta yang melintas dan mengancam keselamatan penumpang. Oleh karena itu, pola transit stasiun diubah menjadi pola vertical dimana penumpang KRL bila ingin transit hanya perlu naik atau turun peron saja. Untuk memudahkan mobilitas penumpang, telah disiapkan sejumlah tangga, escalator, dan lift karena stasiun akan di bangun menjadi 3 lantai.

Proyek ini merupakan bagian dari SO 5 proyek Double-Double Track ( DDT ) yang memisahkan jalur Line Bogor, Line Bekasi, kereta bandara, kereta jarak jauh, dan pengaktifan jalur layang. Oleh karena itu rute KRL Jabodetabek pun turut diubah dimana penumpang KRL Bogor yang ingin turun di Stasiun Sudirman , Tanah Abang, Duri Kampung Bandan , hingga Jati Negara harus transit di Stasiun Manggarai


Maka dari itu KAI harus memperbaiki lagi adanya perubahan baru tersebut, karena banyak penumpang yang mengeluhkan perubahan tersebut. KAI harus mengatur strategi agar dengan adanya perubahan baru penumpang dapat nyaman dan tidak banyak mengeluh mengenai perubahan yang telah ditetapkan oleh KAI. Apalagi sekarang keadaan sudah new normal jadi sudah banyak penumpang yang aktif kembali menggunakan KRL, karena KRL merupakan salah satu transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat karena cukup efektif di jangkau dan waktu tempuh perjalanan yang cepat. 


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Penerapan Transit KRL

Trending Now

Iklan

iklan