Indonesia Krisis Literasi

Senin, 11 Oktober 2021 | 10:09 WIB Last Updated 2021-10-11T03:09:00Z

 


Fuza Manis Segara

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FIKes UHAMKA


Buku adalah jendela dunia, dan membaca adalah cara untuk membuka jendela tersebut. Tetapi orang-orang berfikir jika membaca merupakan salah satu kegiatan yang cukup membosankan. Terlebih seiring dengan perkembangan zaman yang sudah modern dan kaya akan teknologi ini orang-orang menjadi malas untuk membaca. masyarakat lebih melirik kepada smartphone yang lebih mudah dan cepat untuk diakses dan berhasil mencuri perhatian banyak khalayak. Hal ini menjadikan budaya literasi krisis di kalangan masyarakat Indonesia.


Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi juga telah membawa kemudahan bagi masyarakat Indonesia dalam aktivitas berliterasi. Saat ini informasi atau hiburan tidak hanya ada dalam media cetak saja melainkan sudah tersedia media online, seperti jurnal, e-book, bahkan aplikasi komik dan novel sudah ada. Oleh sebab itu, tidak dipungkiri lagi dengan kemajuan teknologi semua informasi dimana saja bisa langsung didapatkan secara cepat. Kita hanya tinggal memasukkan beberapa kata di aplikasi maka akan muncul berita yang kita cari dan diinginkan dengan mudah dan cepat.


Terdapat banyak sekali berita yang mengulas tentang berbagai isu politik, ekonomi, kesehatan, atau pendidikan. Tetapi jenis berita hiburanlah yang paling digandrungi oleh masyarakat terutama oleh kaum pelajar dan mahasiswa. Mengapa demikian? Itu karena berita yang bertemakan hiburan lebih menarik dan bahasanya itu tidak terlalu berat dibandingkan dengan berita-berita pada umumnya.


Padahal kegiatan membaca memiliki banyak sekali manfaat. Selain dapat mencegah resiko terkena penyakit Alzaimer, juga berguna meningkatkan daya imajinasi, memperkaya kosakata dan dengan kebiasaan membaca juga dapat melatih diri untuk mengemukakan gagasan lewat tulisan serta memperluas wawasan dan membuka pikiran. Budaya literasi juga bertujuan agar masyarakat itu lebih peka terhadap lingkungan, tidak hanya pada lingkungan saja, tapi juga terdapat pada dunia politik di Indonesia sendiri. Masyarakat harus pintar saat melihat kondisi lingkungan di Indonesia pada saat ini, jangan hanya menerima suatu informasi saja lalu setelah itu dilupakan.


Meskipun perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia itu sudah sangat modern. Namun pada kenyataannya, penyebab faktor rendahnya budaya literasi di Indonesia yang paling tinggi ada pada masyarakat itu sendiri. Masyarakat itu sendiri adalah faktor terpenting dalam melakukan suatu hal jika di dalam diri sendiri saja kita tidak memiliki ketertarikan dalam membaca maka jangankan ingin membaca buku, menyentuh atau mendengar judul buku saja mungkin rasanya sudah malas dan mengantuk. Maka dari itulah, bibit-bibit minat baca sudah seharusnya ditanamkan sedari kita kecil. Untuk meningkatkan budaya literasi harus ada kesadaran dari individu itu sendiri, sebab kebiasaan membaca bisa dilatih asal ada kemauan dan usaha.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Indonesia Krisis Literasi

Trending Now

Iklan

iklan