Belajar melalui Media Sosial

Senin, 18 Oktober 2021 | 10:07 WIB Last Updated 2021-10-18T03:07:00Z

 



Karya Novia Dewi Putri

Mahasiswa S1 Bahasa Inggris FKIP Uhamka

Tingkat pendidikan tinggi di Indonesia secara bertahap telah memasukkan penggunaan media sosial dan internet ke dalam pendidikannya. Keberadaan media sosial telah menjadi pelengkap proses transmisi informasi digital, namun keberadaannya tidak serta merta menggantikan status media pembelajaran analog lainnya (seperti media cetak). Penggunaannya terbatas pada kemampuan unqualified user, seperti jaringan internet yang masih sulit didapatkan di wilayah tertentu di Indonesia.

Media sosial dalam dunia pendidikan sangatlah penting, perlu disadari bahwa dari luar jaringan di internet selalu bersifat sosial. Penggunaan media sosial dalam pendidikan memang tidak istimewa. Penggunaan media sosial sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dipandang penting di perguruan tinggi, karena sebagai bagian dari dunia jejaring sosial, pengguna media telah melampaui dirinya sendiri dan menjadi bagian dari jaringan yang lebih luas. Proses pendidikan merupakan proses terstruktur untuk menyerap informasi dan pengetahuan.

Beberapa manfaat menggunakan media sosial untuk pendidikan adalah siswa dapat menggunakan Google Hangouts untuk memfasilitasi belajar mereka dalam kelompok kecil. Media sosial membantu menjaga semua informasi terorganisir dan mudah diakses. Mahasiswa pengguna media sosial secara langsung memberikan dan menerima berbagai informasi. Media sosial dapat membantu mengidentifikasi konten tambahan untuk meningkatkan atau memperluas pembelajaran siswa. Misalnya, YouTube membantu menyediakan video audiovisual kepada siswa saat diperlukan untuk memperjelas materi pembelajaran.

Selain memberikan banyak manfaat, media sosial juga berdampak negatif bagi penggunanya. Depresi di sisi buruk jejaring sosial dapat dianggap sebagai pencipta depresi bagi penggunanya. Bahkan kecanduan sudah menjadi penyakit baru, seperti depresi Facebook. Penyakit ini awalnya terlihat sama dengan kecemasan, gangguan mental, ketergantungan, atau kebiasaan buruk lainnya. Meski hanya terlihat di Facebook, penyakit ini juga menarik perhatian orang. Tidak bisa mengendalikan diri Pengguna yang kecanduan media sosial dianggap tidak bisa mengendalikan diri. Bagi mereka yang mengalami kecanduan akut, bahkan pengendalian diri rendah. Menurut peneliti, pengguna terlalu memperhatikan citra mereka di media sosial, terutama harga diri mereka di antara teman-teman terdekat mereka.

Media sosial juga dapat digunakan untuk keperluan sekolah. Menyebarkan informasi terkait sekolah atau kelas melalui Twitter atau Facebook. Guru dapat berbagi materi pelajaran dan tugas melalui blog. Siswa juga dapat menulis pekerjaan rumah mereka di blog. Tingkatkan kebanggaan Anda di sekolah atau kelas Anda dengan membuat halaman Facebook, sehingga Anda dapat berbagi berbagai konten, seperti foto acara, informasi sekolah atau kelas, dan bahkan menjual produk sekolah atau kelas secara online. Sekolah juga dapat menggunakan blog dan Facebook untuk mempromosikan diri. Sekolah dapat berkomunikasi dengan orang tua melalui media sosial sehingga orang tua dapat tetap up to date dengan informasi terbaru.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Belajar melalui Media Sosial

Trending Now

Iklan

iklan