Mulainya Sekolah Tatap Muka di Beberapa Daerah Pada Saat Pandemi

Jumat, 04 Juni 2021 | 17:34 WIB Last Updated 2021-06-04T10:34:20Z


(Ayu Setyawati/Mahasiswa Pendidikan Matematika UHAMKA)

Dalam hal pembelajaran daring di Indonesia sendiri, Indonesia hanya 29% yang menggunakan sistem dikti e-learning ini berbanding terbalik dengan malaysia yang sudah mencapai 40 % sedangkan di negara maju seperti Korea sudah mencapai 80% dalam hal ini negara maju sudah mengoptimalkan penggunaan sistem e-learning. Disini kita lihat bahwa Indonesia masih tertinggal dalam pengunaan sistem e-learning dengan Negara Malaysia. Hal ini menjadikan bahan lecutan bagi Indonesia agar terus mengembangkan penggunaan sistem e-learning kedepannya. (Andrianto Pangondian, Insap Santosa, and Nugroho 2019)


Sekolah akan di buka di zona hijau saja secara bertahap, jika daerah-daerah akan terus berzona hijau, sekolah tatap muka pun akan tetap di lanjutkan. Sebenarnya penggunaan istilah zona itu kurang tepat karena penyebaran virus itu mengikuti pergerakan manusia yang tidak dibatasi. Sistem zonasi Covid-19 yang dimiliki satu daerah saat ini relatif belum bisa diandalkan betul secara data, mengingat data testing yang dilaporkan sebagian besar masih belum bersifat real time. Banyak daerah yang tertunda hasil sampelnya karena keterbatasan kapasitas lab, bahkan bisa ribuan. Artinya, hasil yang diumumkan saat ini bukanlah tes yang dilakukan hari ini atau bahkan bukan juga yang kemarin. Hasil tesnya bisa yang seminggu lalu bahkan bisa lebih. Psikis siswa juga harus di perhatikan, di pastikan baik dan sehat.


Mulainya sekolah secara tatap muka di beberapa daerah masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat khususnya para orang tua. Untuk beberapa orang tua yang memilih atau pro terhadap sekolah tatap muka diantaranya karena anaknya bisa lebih optimal belajarnya, sedangkan, jika daring beberapa anak menjadi malas atau lepas dari pengawasan orang tua sehingga yang terjadi justru hanya bermain sosial media dan game online, kemudian beberapa anak ketergantungan terhadap orang tua/guru lesnya, serta beberapa anak hanya fokus menyelesaikan tugas sekolahnya tanpa memikirkan betapa pentingnya memahami suatu materi yang diajarkan. Begitu pun sebaliknya jika offline belajar seorang anak lebih optimal terhadap pemahaman suatu materi, lebih teratur waktunya, dan psikis nya juga membaik karena jika offline tugasnya tidak sebanyak saat daring.


Tidak dipungkiri lagi dampak-dampak yang di timbulkan dari PJJ ini mulai meresahkan dari kesenjangan pencapaian belajar anak, kurangnya motivasi anak belajar, belum lagi tekanan yang diberikan oleh keadaan dirumah karena Teknik parenting yang masih kurang, ditambah fasilitas seperti alat elektronik yang kurang memadai karena tidak semua keluarga punya, dan kuota internet. Membuka sekolah di masa pandemi tidaklah mudah karena banyak sekali resiko-resiko yang memungkinkan terjadi. tetapi memang tidak ada salahnya juga mencoba, karena mungkin sudah banyak keluhan dari orang tua. Tapi dengan syarat jika pemerintah sudah yakin tentang percobaan masuk sekolah, pemerintah harus menjamin dari fasilitas yang disedikan disekolah bersih dan protokol kesehatannaya yang terlaksana, sehingga orang tua percaya bahwa anaknya ada di zona yang aman untuk belajar.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mulainya Sekolah Tatap Muka di Beberapa Daerah Pada Saat Pandemi

Trending Now

Iklan

iklan