Pentingnya Pengendalian Stres di Masa Pandemi, Kemenag Bekali Keterampilan Psikososial Untuk Guru RA

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 07:34 WIB Last Updated 2020-10-24T00:34:03Z

Kabarpendidikan.id Direktorat Guru Tenaga Kependidikan (GTK) yang berada dalam lingkup Kementrian Agama memberikan Pembekalan Psikososial untuk Guru Raudhatul Athfal (RA). Depresi yang kerap kali terjadi pada siapa saja, baik guru atau orang tua maupun siswa terutama dalam masa pandemi. Kali ini, Kemenag menghadirkan ahli Psikolog Spesialis Pendidikan dari Wahana Visi Indonesia Saskia Rosita Indasari yang akan mengarahkan Pelaihan dan Pengembangan Kapasitas Guru RA yang digelar secara daring.


“Perubahan sistem pembelajaran secara psikologis tentunya mengalami kecendrungan stress. Menurut psikologis dan medis  dijelaskan bahwa saat merasa stress dan jika guru atau siswa dikuasai oleh emosi yang intens, maka hormon stress yang bernama kortisol akan mendominasi di otak dan menghambat kemampuan berpikir seseorang” ujar Saskia melansir dari laman Kemenag, Rabu (21/10).


Menurutnya jika seseorang menjadi sulit berpikir secara jernih dan rasional tentunya sangat sulit untuk memusatkan fokus perhatian juga sulit dalam memecahkan sebuah masalah yang ada. Jika kondisi depresi dan stress tidak segera diperbaiki maka khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ia juga menuturkan bahwa kapastitas pemulihan stress seseorang tentu berbeda antara satu sama lain.


“Pemulihan seseorang dalam mengatasi stress dipengaruhi oleh kualitas diri dan lingkungan sosial dan juga faktor pendukung. Segala bentuk pilihan tingkah laku yang ada pada diri seseorang dan lingkungan sosial untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan psikologis sosial sangat berpengaruh. Dan pada prinsipnya cepat lambatnya pemulihan anak ataupun orang dewasa tergantung dari faktor pelindung dan faktor penghambatnya” jelasnya.


Bahwasanya dapat dikatakan jika semakin dewasa seseorang maka akan semakin berat faktor penghambatnya dan cenderung semakin lama proses pemulihannya. Akan tetapi jika orang dewasa tersebut sadar akan dirinya butuh pertolongan maka otomatis akan mencari bantuan dan ada dorongan dari dalam dirinya untuk segera bangkit, hal tersebutlah yang mempercepat pemulihan.


“Begitu juga dengan anak-anak, perlu diketahui bahwa anak yang terlatih mengekspersikan dan mengkomunikasikan emosinya secara kooperatif maka ia akan sangat mudah untuk ditangani” kata Saskia.


Saskia juga menjelaskan cara memberikan pertolongan pertama psikologis pada anak yang mengalami stress yakni dengan melakuakn 3M. Pertama, perlunya mengamati situasi dan perubahan perilaku anak. Kedua, mendengarkan keluhan dan aspirasi anak serta mendengarkan juga keluhan orang-orang di sekitar tentang perilaku anak. Dan ketiga cobalah untuk meluangkan waktu sejenak untuk benar-benar mendengarkan mereka, melakukan aktivitas menyenangkan bersama.


Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah menambahkan bahwa dalam masa pembelajaran jarak jauh ini untuk mengurangi depresi yang dialami oleh guru atau siswa dengan kejenuhan yang cukup lama. Ia menyarankan agar guru perlu membangun sebuah komunitas yang dapat dilakukan bersama baik sesama rekan sejawat, keluarga, orang tua ataupun dengan anak didik.


“Dengan menyapa dalam komunitas tersebut dapat mengurangi dan melupakan sejenak kejenuhan yang terjadi. Rileks, relaksasi dan rekreasional sejenak bisa dilakukan untuk membangun dan meningkatkan imunitas, guru sejahtera siswa bahagia di tengah PJJ yang melanda” pungkas Sakdiyah. (HLM)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pentingnya Pengendalian Stres di Masa Pandemi, Kemenag Bekali Keterampilan Psikososial Untuk Guru RA

Trending Now

Iklan

iklan