KabarPendidikan.id - Stella Christie selaku Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Diktisaintek) Republik Indonesia (RI) menuturkan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerataan akses pendidikan dari Sabang hingga Merauke menjadi salah satu program strategis nasional. Saat ini, dua program pendidikan utama sedang digalakkan, yaitu Sekolah Rakyat untuk mengatasi kemiskinan dan Sekolah Garuda untuk menjawab tantangan nasional.
"Sekolah Garuda bertujuan mencetak lulusan yang
memiliki wawasan global sekaligus kepekaan terhadap konteks lokal, dengan
harapan menjadi inkubator bagi pemimpin bangsa yang berkualitas," tutur
Stella.
Sekolah Garuda dibangun di atas tiga pilar utama: pertama,
sebagai sarana pemerataan akses pendidikan bagi seluruh anak bangsa; kedua,
sebagai inkubator bagi calon pemimpin bangsa; dan ketiga, sebagai pusat
keunggulan akademik serta pengabdian masyarakat.
Lebih lanjut Stella Christie menjelaskan, Sekolah Garuda
dibangun di atas tiga pilar utama diantaranya pertama, sebagai sarana
pemerataan akses pendidikan bagi seluruh anak bangsa, yang kedua sebagai inkubator bagi calon pemimpin
bangsa, dan ketiga, sebagai pusat keunggulan akademik serta pengabdian
masyarakat.
"Landasan yang terbentuk selama SMA sangat berpengaruh
bagi siswa yang berencana melanjutkan studi di perguruan tinggi, khususnya di
jurusan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika)," ujar Stella.
Stella menambahkan, Sekolah Garuda hadir untuk memberikan
kesempatan yang setara bagi talenta terbaik bangsa dari berbagai daerah di
Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
"Karena Presiden menyadari bahwa talenta tersebar di
seluruh penjuru Indonesia, namun peluang tidak datang dengan sendirinya. Oleh
karena itu, pemerintah berupaya menciptakan peluang bagi talenta-talenta
tersebut, menjadikannya strategi luar biasa," ungkap Stella.
Stella menyebut, bahwa Presiden telah menargetkan sebanyak
20 Sekolah Garuda hingga 2029. Pada tahap pertama akan ada empat titik yang
akan dibangun yakni di Belitung Timur, NTT, Kaltara dan di Sultra. Di empat
titik ini jika menurut jadwal akan rampung pada Juni 2026 untuk tahun ajaran
2026/2027.
"Kalau untuk di Kalbar akan menjadi batch kedua untuk
pembangunannya, tapi untuk lahan kita sudah mulai," ucap Stella.
Menurutnya, proyek Sekolah Garuda membutuhkan waktu yang
tidak singkat, salah satunya karena proses pengadaan lahan seluas 20 hektare.
"Proses pengadaan lahan untuk pembangunan Sekolah
Garuda sangat panjang, sehingga kami harus memastikan semua tahapan dilakukan
dengan tepat. Untuk itu, kami menerapkan seleksi terbuka agar setiap daerah
bisa mengajukan usulan," tutup Stella.
adp