KabarPendidikan.id - Fakultas Farmasi dan Sains (FFS) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah dalam Memfasilitasi Rapat Majelis dan Anggota Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) yang diselenggarakan di Hotel Grand Travello Bekasi pada tanggal 9-11 Mei 2025 lalu.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil
Rektor II Uhamka Desvian Bandarsyah, Ketua APTFI Apt. Yandri, Wakil Ketua APTFI
Bidang Riset dan Kerjasama sekaligus Direktur DPPM Kemendikti Saintek Prof.
Apt. Ketut Adnyana, Dirjen Farmalkes Kemenkes RI apt. Rizka Andalusia.
Selain itu, kegiatan ini juga diikuti
oleh Perguruan Tinggi Pengurus dan Dewan Pertimbangan APTFI, Konsil dan
Kolegium Farmasi, Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi
Apoteker Indonesia (PN UKMPPAI), Perguruan Tinggi anggota Majelis APTFI, dan
Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) lebih
dari 230 peserta utusan perguruan tinggi yang memiliki program studi Farmasi
dan Profesi Apoteker dengan membahas gagasan besar akan peluang program studi
Farmasi dalam menjawab tantangan global dibidang kesehatan.
Desvian Bandarsyah Wakil Rektor
II UHAMKA menyampaikan apresiasi kepada APTFI karena telah memberikan
kepercayaan kepada UHAMKA sebagai tuan rumah. Harapannya, rapat yang diikuti
oleh perguruan tinggi secara nasional nantinya akan menghasilkan kebijakan dan
regulasi untuk pendidikan farmasi yang lebih unggul.
"UHAMKA berterimakasih telah
diberikan kepercayaan menjadi host di moment yang penting dalam
menghasilkan kebijakan sehingga pendidikan farmasi di Indonesia mampu
menghasilkan lulusan yang siap berperan di masyarakat dalam penegakan dunia
kesehatan di Indonesia" ungkap Desvian.
Dilain pihak, Prof. Dr. apt.
Yandri Sukri Ketua APTFI menegaskan pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dibidang Farmasi mengharuskan Perguruan Tinggi dapat memfasilitasi
pengembangan kemampuan mahasiswa baik ditingkat Sarjana dan Profesi. APTFI
mampu berperan dalam menjaga kualitas tenaga kesehatan dibidang farmasi.
Menurutnya, sistem pendidikan yang bermutu akan mengasilkan lulusan yang
homogen melalui uji kompetensi (UKMPPAI).
"Perguruan Tinggi harus
bertanggungjawab menjaga lulusannya berhasil lulus UKOM sebagai indikator
memiliki kompetensi di bidang farmasi", ungkap Yandri.
Dilain pihak, Prof. apt. Ketut
Adnyana Wakil Ketua APTFI Bidang Riset dan Kerjasama sekaligus Direktur DPPM
Kemdiktisaintek sekaligus narasumber menyampaikan tentang Peluang Kolaborasi
Riset Pendidikan tinggi farmasi Indonesia guna mendukung peran APTFI sebagai
sarana peningkatan mutu perguruan tinggi.
Begitu pula, Dr. apt. Rizka
Andalusia Dirjen Farmalkes Kemenkes RI menjabarkan tentang Peluang dan
tantangan Apoteker pada Program percepatan pembentukkan koperasi Desa/kelurahan
merah putih sebagai wujud dalam mengimplementasikan Inpres Nomor 9 Tahun 2025.
Dalam kegiatan ini pula, apt.
Titiek Martati Sub Koordinator Bidang Farmasi LAM-PTKes dan Prof. apt. Daryono
Hadi Tjahjono sebagai PIC Dokumen membahas tentang Sosialisasi Dokumentasi Akreditasi Bidang
Farmasi LAM-PTKes 8 kriteria terkait dokumen akreditasi Nasional dan dokumen
akreditasi Internasional yang harus disiapkan.