KabarPendidikan.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong Kolaborasi Nasional Menuju Indonesia Kompeten 2030 dalam rangka puncak Bonus Demografi 2030. Salah satunya dengan mencetak SDM unggul dari pendidikan vokasi.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati
mengatakan pendidikan vokasi dapat turut andil dalam mencapai generasi
Indonesia yang kompeten. Maka dengan adanya dorongan dari pendidikan vokasi dapat
membawa perubahan pada kemajuan bangsa.
"Masa depan bangsa ini dibentuk
melalui pembangunan SDM, sehingga transformasi pada bidang pendidikan menjadi
bagian penting," ujar Kiki.
Sementara itu, Kemendikbudristek terus berkomitmen
mendorong kolaborasi pendidikan vokasi dengan dunia kerja. Hal ini dilakukan
melalui berbagai skema pendanaan, seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka, matching fund, competitive fund, hibah, beasiswa dari industri, serta co-investasi teaching industri di kampus
vokasi dan SMK.
Para pemangku kepentingan yang berasal dari
Penta-Helix hadir dalam acara tersebut untuk memperbarui dan memperkuat Roadmap
dengan mempertimbangkan perkembangan terbaru di berbagai sektor industri,
seperti transformasi digital dan berkembang pesatnya Artificial Intelligence
(AI).
Kemudian Roadmap yang sudah disusun akan
dikirimkan ke berbagai Kementerian dan Lembaga Nasional serta organisasi bertaraf
nasional, lalu selanjutnya akan ditindak lanjuti oleh Pengurus PPIK, maupun
Ekosistem Indonesia Kompeten melalui pembentukan Task Force (Gugus Kerja).
Task Force ini berisi anak-anak muda berpotensi
yang dipilih dari beberapa perusahaan ternama dan mereka akan bekerja dalam
kelompok proyek mulai dari mendefinisikan Roadmap dalam bentuk Project Charter, strategi eksekusi dan
jangka waktu serta sumber daya yang diperlukan.
Ketua Advisory Committee GNIK Pusat Achmad
S. Ruky mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berpotensi dan
berprestasi gemilang.
"Tinggal kita harus rela dan mau
berkolaborasi baik pemerintah maupun non pemerintah untuk merancang dan
mengeksekusi program intervensi yang efektif dalam mencetak SDM yang terampil
sehingga bersedia masuk ke dunia usaha atau dunia industri termasuk sektor
digital dengan pemanfaatan AI yang semakin maju dan mendominasi di masa
mendatang," kata Ruky.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kompetensi
tenaga kerja menjadi salah satu prioritas utama yang akan dibahas termasuk
strategi pembentukan organisasi yang menjadi motor penggerak realisasi Renstra
dan masalah Link and Match antara
Pendidikan vokasi dan kebutuhan industri.
Selain itu, dibahas juga terkait metode
pelatihan online yang efektif dalam mencetak tenaga kerja yang terampil untuk
membentuk karakter tenaga kerja yang tahan banting dan memiliki mindset yang ingin terus belajar melalui
pelatihan soft skills.
Menurutnya, isu daya saing SDM di berbagai
negara mencul dengan terbukanya akses antar negara sehingga GNIK ingin
berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan kompetensi SDM secara nasional di
semua sektor industri, seperti sektor manufaktur, pariwisata, otomotif,
industri kreatif, digital, dan lain-lain.
(Khofifah/adp)