Bawakan Materi Pewara, Wadek I FISIP Uhamka Ajarkan Langsung para Siswa

Sabtu, 26 November 2022 | 12:09 WIB Last Updated 2022-11-26T05:09:30Z


KabarPendidikan.id
- Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (FISIP Uhamka), Nurlina Rahman menjadi narasumber pada kegiatan Program Guru Tamu (PGT) Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) SMK Negeri 8 Jakarta dengan tema Berani Tampil di Depan Publik dalam Tugas dan Fungsi Keprotokolan dan MC/Pewara, kegiatan PGT tersebut berlangsung selama tiga hari yakni 22-24 November 2022.


Kegiatan ini dihadiri oleh Dadan Sabrudin selaku Kepala SMKN 8, Wachyuningsih selaku Pembina Kompetensi Keahlian SMKN 8 , guru-guru pada jurusan OTKP dan diikuti sekitar 105 siswa kelas XII OTKP.


Adapun materi yang disampaikan mencakup manajemen event, fungsi dan tugas menjadi pembawa acara (MC), etika kepribadian, dan teknik vokal. Materi disampaikan tidak hanya berupa teori tetapi sekaligus juga praktik lapangan. Para siswa diminta untuk merencanakan sebuah event, menyusun acara hingga menuliskan naskah pembawa acara/pewara (MC).


Nurlina sebagai narasumber langsung mengajak para siswa praktik, mengorganisir event sekaligus menjadi pewara/MC agar mereka semakin paham. Ia juga menyebutkan bahwa event menjadi sebuah kegiatan yang sangat penting bagi sebuah lembaga atau organisasi. Karena melalui event, sebuah lembaga atau organisasi dapat mengkomunikasikan dan mempublikasikan diri juga membangun reputasi.


“Peranan event bagi public relations dan event organizer, selain memberikan kepuasan bagi lembaga, juga memberikan kepuasaan pada pihak yang terlibat serta publik atau khalayak yang jadi sasarannya,” tutur Nurlina.


Agar event tersebut berjalan dengan baik dan sesuai tujuan yang diinginkan, menurut Nurlina, maka manajemen menjadi hal yang tidak bisa diabaikan dalam sebuah event. Melalui manajemen event atau biasa dikenal sebagai event organizer, sebuah kegiatan dikelola dengan baik untuk memenuhi target yang ditentukan baik oleh seseorang, kelompok maupun organisasi.


“Tahapannya meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga melakukan evaluasi dari event. Seorang EO juga harus melakukan tahapan orientasi, menyiapkan acara, melaksanakan dan menutupnya,” tegasnya.


Selain mengajak siswa belajar menjadi seorang EO, Nurlina juga mengajak siswa belajar menjadi seorang MC atau pembawa acara (pewara). Karena sebuah event tidak akan menarik jika MC-nya kurang professional. Ia juga mengatakan, MC menjadi kunci penting untuk suksesnyasebuah event.


“Sebagai seorang pembawa acara atau pewara setidaknya memiliki 5 fungsi yakni mengumumkan akan dimulainya acara, menarik perhatian audiens, mengatasi hambatan yang muncul selama acara berlangsung, memberikan informasi, menstimulir/menggugah/menggerakkan khalayak atau seseorang untuk terlibat dalam kegiatan. Intinya seorang pewara harus membuka, memandu dan menutup acara,” kata Nurlina.


Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pewara adalah menyiapkan mental sebelum tampil, memahami aturan dan fungsi sebagai pewara, memperhatikan tampilan fisik seperti riasan dan pakaian, penguasaan bahasa yang baik, kemampuan membentuk atau menyusun kalimat yang singkat, padat dan menarik.


“Seorang pewara juga harus mampu mengatur volume suara, intonasi suara, pacing dan kontak mata selama bertugas. Ini semua merupakan aspek ekspresif yang harus dimiliki seorang pewara,” tambahnya. 


Untuk dapat tampil maksimal, seorang pewara setidaknya harus melakukan dua hal. Pertama harus banyak berlatih, baik di depan teman, di depan keluarga maupun di depan umum. Hitunglah waktu untuk setiap sesi presentasi dan buatlah jadwal.


“Kedua, ingatlah dua menit pertama presentasi sehingga anda dapat melewati waktu dengan mudah apabila suasana menjadi lebih aktif,” tegasnya.


Beberapa hal yang harus dihindari oleh seorang pewara adalah bermain-main atau menarik- narik rambut, meregangkan tubuh, mengorek-ngorek gigi, kuping dan hidung, bermain dengan jari, menggigit kuku, membersihkan/bermain dengan kuku, membunyikan tangan, mengetuk- ngetuk/menggoyang- goyangkan kaki dan lainnya. Selain itu seorang pewara mestinya belajar etika kepribadian, agar dapat membangun hubungan dengan siapapun dengan cara meningkatkan komunikasi personal.


Sebelumnya, dalam sambutannya, Kepala SMKN 8 Jakarta Dadan Sabrudin menjelaskan PGT merupakan kebijakan sekolah sekaligus program kurikulum baru SMK Pusat Keunggulan. 


“Program bertujuan menunjang kemampuan siswa-siswi kelas XII OTKP dalam berkomunikasi dan memiliki rasa percaya diri untuk tampil di hadapan khalayak,” tutur Dadan.


Ia meminta agar semua siswa memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari narasumber PGT. Karena belajar langsung dengan orang yang memiliki kompetensi di bidang public speaking merupakan kesempatan yang langka.


“Manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk meningkatkan kompetensi kalian dibidang public speaking,” tandas Dadan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bawakan Materi Pewara, Wadek I FISIP Uhamka Ajarkan Langsung para Siswa

Trending Now

Iklan

iklan