KabarPendidikan.id - Nunki Andria selaku dokter spesialis anak RS Sari Asih Cipondoh Kota Tangerang mengatakan bahwa pentingnya memberikan pendidikan seks pada anak. Namun demikian, perlu juga dipilah sesuai dengan usia anak sehingga informasi tersebut layak disampaikan.
"Bisa
diawali dengan penyampaian mengenai tubuh milik sendiri yang tidak boleh disentuh
secara paksa maupun tidak oleh orang lain terutama di area pribadi,"
ujarnya.
Selain itu, ia
menyebutkan bahwa hanya orang tuanya yang boleh menyentuh bagian tubuh mereka
itupun jika sedang membersihkan atau memandikan mereka ketika sedang buang air.
“Sampaikan
kepada anak mereka juga untuk tidak boleh menyentuh bagian tubuh orang lain
tanpa izin. Selain itu, beritahu kepada mereka untuk menyebut bagian kelamin
anak dengan sebutan yang benar seperti vagina atau penis,” tuturnya.
Dalam hal ini,
penyebutan bagian kelamin dengan benar tersebut nantinya dipahami oleh anak
sehingga hal tersebut akan memudahkan sang anak untuk melaporkannya dengan baik
dan tidak sungkan jika suatu saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu,
anak perlu diberikan arahan untuk menolak jika ada orang lain yang berusaha
memegang area pribadi secara paksa.
"Perintahkan
untuk berteriak atau berlari menjauh dari orang tersebut,” tegasnya.
Namun demikian,
nyatanya sebagian orang tua masih merasa pendidikan seks pada anak usia dini masih terdengar tabu. Mereka
beranggapan hal tersebut masih belum perlu untuk disampaikan, bahkan beberapa
orang tua ingin membiarkan anak-anaknya tahu dengan sendirinya di saat yang
sudah tepat.
Kenyataannya,
pendidikan seks pada anak dengan pemberian informasi
yang benar sesuai dengan usianya dapat memberikan penjagaan awal yang penting
untuk mencegah anak dari kekerasan seksual.
"Diharapkan
kepada anak-anak untuk dapat memahami, menghindar, dan melaporkan kejadian yang
tidak diinginkan tersebut jika hal itu terjadi," tambahnya.
ADP/SAN