Kabarpendidikan.id - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem menerima bantuan renovasi gedung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Bantuan ini merupakan prioritas bagi sekolah-sekolah yang terkena dampak gempa bumi Ban.
Wayan Sutrisna selaku Kepala Disdikpora Karangasem menjelaskan bahwa bantuan telah diberikan kepada sekolah-sekolah yang rusak parah akibat gempa.
Seperti di Pempatan, Kecamatan Rendang, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, dan Desa Ban, Kec. Kubu, Karangasem.
I Wayan Sutrisna menambahkan, “Dua puluh sekolah telah menerima bantuan untuk perbaikan sekolah yang rusak akibat bencana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Khususnya 18 SD, sisanya TK.”
Jumlah bantuan yang diberikan bervariasi sesuai dengan volume kerusakan.
Dari 20 sekolah yang menerima bantuan, sekitar 19 sekolah dengan menerima Rp 17 juta, sedangkan 1 sekolah menerima Rp 50 juta.
Bagi sekolah yang rusak ringan dapat menggunakan dana BOS untuk perbaikan.
“Bantuan telah cair dan ditransfer ke rekening sekolah. Petugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memeriksa perbaikan di masing-masing sekolah. Proses perbaikan telah berjalan. Kemungkinan sudah selesai,” ungkap Sutrisna.
Lebih lanjut disebutkan bahwa sekolah yang rusak akibat bencana akan direkomendasikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Seperti bangunan yang tertimpa poho, banjir, dan lain sebagainya.
Pihaknya berharap dapat segera diberikan tanggapan, sehingga pihak sekolah yang bersangkutan dapat segera melakukan perbaikan.
Sebagai informasi, terdapat 38 sekolah di Karangasem rusak setelah diguncang gempa berkekuatan 4,8 SR.
Kerusakan sekolah bermacam-macam dan tersebar di beberapa kecamatan di Karangasem.
Seperti Kecamatan Kubu, Kecamatan Rendang, dan Kecamatan Bebandem.
Menurut data Disdikpora Karangasem, I Wayan Sutrisna menjelaskan, sekolah yang terkena dampak bencana ini terdiri dari SD dan SMP.
Rinciannya adalah 2 Taman Kanak-Kanak (TK), 30 SD Negeri, 7 SMP, dan 1 sekolah menengah swasta.
“Kerusakan sekolah bervariasi, seperti atap genteng ambruk, tembok retak dan plafon ambruk,” tutup I Wayan Sutrisna. (pr)