Anak Jalanan Harus Berkompeten dalam Pendidikan

Rabu, 09 Juni 2021 | 14:17 WIB Last Updated 2021-06-16T02:41:28Z

 

Karya Okta Muji Barokah

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uhamka

Jumlah anak jalanan di Indonesia yang tersebar di 21 Provinsi, berdasarkan data Direktur Rehabilitasi Sosial Anak pada Kementerian Sosial, hingga Agustus 2017 mencapai angka 16.290 orang. Sebagian besar anak jalanan berasal dari Pulau Jawa, yang terdiri dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 2.953 anak, diikuti DKI Jakarta yang mencapai 2.750 anak, lalu Jawa Timur 2.701 anak, serta Jawa Tengah sebanyak 1.477 anak. Di Provinsi Banten tercatat ada 556 anak, sementara di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 503 anak. Untuk provinsi di luar Pulau Jawa, tercatat yang tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dengan populasi 1.000 anak, diikuti Sumatera Barat sebanyak 822 anak, serta Sulawesi Selatan sebanyak 652 anak.


Saya selaku penulis pernah melakukan ngajar-mengajar di pasar Induk yang ada di Jakarta Timur yang kebetulan juga dekat dengan kampus saya (FKIP Uhamka) kurang lebih 30 anak jalanan dengan rentang usia 5-15 tahun yang senang mengikuti program dari kampus saya, mereka menunjukkan semangat yang luar biasa dalam hal belajar walau mereka sedikit memahami materi tentang sekolah, saya mengajari anak yang sama sekali belum memahami huruf, angka dan juga tidak bisa menulis, yang seharusnya sudah memasuki masa SMP akan tetapi kondisi ekonomi orang tua tidak bisa mewujudkannya untuk bersekolah. Bekerja di pasar adalah satu-satunya kegiatan yang mereka punya, membantu orang tuanya untuk mengupas bawang adalah kebiasaannya. Namun, mereka merasa senang jika kami datang ke sana untuk mengajari mereka. Kami biasa mengadakan ngajar-mengajar pada hari Sabtu jam 10-12 siang di Masjid dekat dengan pasar tersebut, sesudah kegiatan belajar mengajar selesai kami melaksanakan Ibadah Shalat berjamaah di Masjid bersama anak jalanan yang kami ajari tadi.


Di pertengahan acara belajar mengajar tidak lupa kami memberikan alat tulis gratis untuk mereka dari kami, begitu gembira melihat cerahnya senyuman mereka n mendapatkan ilmu baru tentang sekolah. Rasa lelah setelah mengajari mereka seketika sirna dengan adanya senyuman dan tawa mereka, walaupun terkadang komunikasi mereka terhadap teman sebayanya banyak menggunakan kata-kata yang tidak pantas untuk di dengar, tapi kita mewajarkan mereka karena disisi lain mereka tinggal di pasar dan semua orang di sana banyak memakai kata-kata yang seperti itu. Namun, kita juga tidak pernah lelah untuk mengajarkan Adab dan Etika di negara kita yang mayoritas Muslim dan menghormati sesama maupun yang lebih tua dari kita. Banyak dari mereka cerita tentang kehidupannya yang sekarang, mulai dari kondisi keuangan, kondisi kedua orang tuanya dan kondisi sosial terhadap masyarakat di antara mereka ada yang putus sekolah. Karena kesulitan dalam belajar merupakan hal yang wajar bagi anak jalanan tersebut. Kami memberikan game untuk selingan dalam belajar  agar mereka lebih semangat lagi dalam belajar, kami memang tidak terlalu memfokuskan anak jalanan terhadap apa yang kami ajarkan padanya, tetapi mereka mendapatkan ilmu yang mereka buruhkan untuk mengatasi kerasnya dunia jalanan.


Penyebab dari putusnya sekolah pada anak tersebut karena faktor ekonomi yang mereka alami sekarang. Walaupun pemerintah telah menyediakan fasilitas yang cukup, tetapi banyaknya anak jalanan yang belum mempunyai keinginan yang lebih dalam berpendidikan, jumlah anak jalanan di Indonesia hingga Agustus 2017 mencapai angka 16.290 orang, karena belum meratanya pendidikan dari Paud sampai SMK/SMA untuk anak jalanan, Di Indonesia terutama di kota-kota besar anak jalanan sering kali dapat kita temui sedang mengamen, mengemis, berjualan maupun berkumpul dengan teman-temannya. Selain peran pemerintah, peran orang tua serta masyarakat lingkungan sekitar anak jalanan penting membantu terwujudnya pendidikan yang layak bagi mereka. Pemerintahan sudah mempunyai program KJP (Kartu Jakarta Pintar) bagi anak miskin yang berada di Jakarta, dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) bagi anak miskin di luar kota Jakarta, pemerintah harus lebih giat lagi melakukan penyelenggaran pendidikan bagi anak jalanan. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatikan dari berbagai pihak baik pemerintah ataupun masyarakat mengenai kondisi anak jalanan, Permasalahan dan solusi untuk anak jalanan di Indonesia.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anak Jalanan Harus Berkompeten dalam Pendidikan

Trending Now

Iklan

iklan