Sistem Pendidikan Beralih menjadi Sistem Teknologi

Selasa, 06 April 2021 | 07:32 WIB Last Updated 2021-04-06T00:32:00Z


(Azra Larasatri Putri / Mahasiswa D3 Akuntansi FEB UHAMKA)

Kabarpendidikan.id Adanya musibah Covid-19 ini, imbuhnya pendidikan kita seperti dipaksa untuk berubah, bukan saja model pembelajaran, tetapi juga menginspirasi tentang orientasi. Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Pendidikan dimasa pandemic ini juga sangat mempengaruhi perekonomian keluarga dan juga berkaitan erat terhadap pendidikan anak. Saat ini banyak keluarga yang dipusingkan dengan masalah pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan tonggak utama dalam pendidikan anak.

 

Proses belajar mengajar dalam beralihnya system pendidikan menjadi system teknologi atau disebut juga dengan pembelajaran daring/online tentunya memerlukan biaya lebih untuk mengakses pembelajaran tersebut, seperti membeli kuota. Ada pun pemberian kuota internet yang diberikan dari pemerintah kepada seluruh tenaga pelajar maupun siswa harus terus dilakukan. Dengan kondisi masyarakat yang plural, termasuk dari segi ekonomi. Pemerintah harus terus memasok kebutuhan primer dalam proses pembelajaran daring ini. Tidak hanya itu kuota internet yang diberikan pemerintah harus berupa full kuota utama karena pada umumnya tenaga pelajar dan tenaga mengajar tidak hanya memberikan atau mengakses aplikasi yang didukung oleh kuota bantuan tersebut. Contohnya, pemerintah memberikan kuota internet hanya untuk aplikasi pendidikan saja seperti zoom, google meet, dan ruang guru tetapi pada kenyataannya tenaga pelajar juga membutuhkan kuota untuk mengakses website seperti web kuliah, ataupun google form.

 

Pembelajaran jarak jauh juga harus terus didukung dengan perbaikan seperti upaya penyesuaian kurikulum, pembekalan tenaga pendidik, dan pengenalan sistem serta media pembelajaran. Hal itu harus dilakukan agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Dalam artian, guru atau dosen dapat menjelaskan bahan ajar dengan baik, siswa atau mahasiswa dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik pula. Semenjak pandemi kita dituntut untuk mengerti materi secara sendiri (otodidak) dengan sebuah file pelajaran yang di share lalu mengerjakan soal yang diberikan dan di nilai begitu saja tanpa tenaga pengajar tahu bahwa tidak semua siswa atau mahasiswa dapat belajar dan paham tentang isi materi tersebut.

 

Evaluasi sudah menjadi hal mutlak yang dilakukan oleh semua pihak, baik oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pihak sekolah, para orang tua, dan tentunya siswa/mahasiswa sendiri. Dengan segala kekurangan yang ada, memaklumi adalah hal yang wajar dilakukan. Karena kita sama-sama tahu bahwa tidaklah mudah menjalani ini semua, karena baru pertama kalinya kita berada di situasi seperti ini.  Tentu kita sama-sama berharap semoga keadaan berat ini cepat berlalu, harapan itu juga harus dibuktikan dengan ketaatan kita dalam menjalankan protokol pencegahan Covid-19 dan berdoa kepada Sang Pencipta agar pandemi cepat diangkat olehnya.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sistem Pendidikan Beralih menjadi Sistem Teknologi

Trending Now

Iklan

iklan