Pendidikan Seni dan Budaya di Indonesia

Rabu, 07 April 2021 | 07:00 WIB Last Updated 2021-04-07T03:11:01Z


(Wahyu Putri Aprilianti/ Mahasiswa Uhamka)

Kabarpendidikan.id Paradigma pendidikan di Indonesia yang pada awalnya lebih menekankan pada sains, teknologi dan ekonomi ternyata memberikan dampak yang kurang baik bagi peserta didik. Siswa lebih mengagung-agungkan kecerdasan intelektual dan mengesampingkan moralitas. Dampak lain yaitu sikap toleransi, kepekaan terhadap rasa keindahan dan kemampuan untuk berimajinasi dan berkreasi semakin rendah. Pentingnya pendidikan seni diberikan adalah karena dalam pendidikan seni melatih siswa untuk mengembangkan cipta, rasa, dan karsa. Berkarya, mengolah keterampilan yang dimiliki, melakukan inovasi dan invensi secara terus menerus sebagai buah dari cipta, rasa, dan karsa merupakan tujuan pendidikan untuk menjadi insan Indonesia yang kompetitif.


Membangun sikap toleransi, mencintai keindahan, dan memiliki etika dalam pergaulan juga merupakan tujuan pendidikan seni. Globalisasi yang terjadi di seluruh jagat memberikan peluang yang sangat luas untuk lebih mengenal seni dan budaya Indonesia secara luas dan menyeluruh. 


Masyarakat sudah dapat mempelajari seni dan budaya di masing-masing daerah. Karya-karya seni yang dibuat juga sudah dapat diterima tidak hanya oleh masyarakat disekitarnya tetapi juga dapat diterima oleh masyarakat yang berbeda budaya. 


Globalisasi membuat akulturasi dan inkulturasi terjadi dimana-mana sehingga pendekatan pendidikan seni juga diharapkan mampu mengakomodasikan hal ini. Paradigma pendidikan seni ke depan diharapkan mampu menggunakan berbagai pendekatan dimana peserta didik dapat menumbuhkembangkan pandangan dan sikap toleran terhadap keberagaman budaya yang ada di Indonesia. 


Pendidikan seni diharapkan menjadi mata kuliah yang wajib diberikan di perguruan tinggi agar mahasiswa memiliki sikap peka rasa, estetika, kreatif dan inovatif serta memiliki karakter yang adaptif terhadap perubahan dan memiliki etika dalam berkarya. Pendidikan seni bukan hanya pendidikan yang ada hanya karena kebutuhan lomba seni saja tetapi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Menghadapi globalisasi yang terjadi, pendidikan seni diarahkan pada pendekatan multikultural sehingga bisa diterima oleh berbagai kalangan masyarakat. Pendidikan seni dengan pendekatan multikultural harus memiliki keluwesan dan bergantung pada kemampuan peserta didik dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Peran pendidik seni diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan seni lokal saja, tetapi juga memiliki pengetahuan tentang seni daerah lain sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan yang lengkap tentang seni dan budaya dan toleransi dengan keberagaman.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pendidikan Seni dan Budaya di Indonesia

Trending Now

Iklan

iklan