Nilai Baik atau Akhlak Baik

Jumat, 19 Maret 2021 | 15:05 WIB Last Updated 2021-03-19T08:05:16Z


Kabarpendidikan.id
Semua kejahatan besar selalu berawal dari kejahatan-kejahatan kecil yang lama-kelamaan berubah menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dihilangkan. Seperti halnya seseorang yang melakukan penipuan kepada banyak orang boleh jadi semua berawal dari kebohongan-kebohongan kecil. Semua itu dapat dicegah dengan adanya pendidikan karakter.


Selama ini kebanyakan orang tua dan pelajar bahkan guru lebih memperhatikan nilai akademisnya dari pada karakter pelajar tersebut. Mereka akan lebih senang bila mendapatkan nilai yang bagus meskipun dengan cara yang kurang baik dan disebut sebagai pelajar yang cerdas daripada ia mendapat nilai dengan hasil dari  kejujurannya.  

 “kebebasan akali hanya terjadi melalui pendidikan yang bebas berdasarkan penyelidikan kefilsafatan” -Louis O. Kattsoff.


Sesuai dengan kata-kata dari Louis O. Kattsoff bahwa pendidikan merupakan sebuah kebebasan akal bukan dipersempit seputar nilai saja. Seharusnya pendidikan membebaskan pelajar untuk berpikir secara universal sehingga mereka mampu berkreatifitas tanpa merasa dibatasi. Sekolah tinggi atau memiliki gelar bukan jaminan bahwa orang tersebut memiliki karakter yang unggul dari yang kita ketahui masih banyak siswa yang mencontek saat ujian berlangsung bahkan saat ini ada jasa yang menawarkan untuk mengerjakan soal. Semua itu dapat dikatakan bahwa seseorang yang tercatat lulus dalam ijazahnya belum tentu lulus dalam ujian akhlak/kepribadiannya.


Bukti nyata adalah seorang koruptor yang memakan banyak uang negara. Mereka bukanlah orang-orang bodoh yang buta pendidikan, mereka itu bersekolah hingga ke jenjang yang paling tinggi dan memiliki gelar. Hal ini terjadi karena pendidikan formal di Indonesia lebih menekankan kepada mendapat nilai yang baik daripada memiliki budi pekerti yang luhur. Dari situlah sebab mengapa orang pintar masih banyak yang melakukan tindakan memalukan seperti korupsi.


Seharusnya tujuan pendidikan dibuat bukan hanya sekedar membentuk insan yang cerdas, namun pendidikan seharusnya dirancang dengan tujuan membentuk insan yang cerdas, berkepribadian dan lebih berkarakter. Sehingga Indonesia memiliki generasi yang unggul dengan kecerdasan intelektual dan kepribadian yang luhur. 


Penanaman moral sejak dini sangat diperlukan dengan harapan dapat menciptakan generasi yang unggul bukan hanya dalam akademik saja namun juga memiliki keunggulan moral. Olehkarena itu sistem pendidikan di Indonesia ini butuh diperbaiki supaya tidak ada lagi orang-orang yang hanya mementingkan nilai saja.


(Alna Salsabila/ Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Nilai Baik atau Akhlak Baik

Trending Now

Iklan

iklan