Ditjen Dikti Sebut Uhamka Termasuk Kampus dengan Pendaftar Terbanyak

Selasa, 16 Februari 2021 | 07:44 WIB Last Updated 2021-02-18T05:13:10Z


Kabarpendidikan.id
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adakan sosialisasi program Kampus Mengajar yang telah diluncurkan sebelumnya pada 9 Februari, melalui kanal Youtube Ditjen Dikti, Sabtu (13/02).

 

Kampus Mengajar merupakan bagian dari Kampus Merdeka yang mengajak seluruh dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia untuk mengambil peran dalam menjawab permasalahan pendidikan yang terdampak pandemi Covid-19, terutama di sekolah dasar terakreditasi C di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan). Sejak Program Kampus Mengajar diluncurkan, beberapa kampus telah mendaftarkan diri untuk ikut serta menyukseskan program tersebut.

 

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyani Nurwardani menyampaikan saat ini terdapat empat kampus dengan pendaftar terbanyak, salah satunya Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka). Dengan begitu, ia mengajak seluruh dosen dan mahasiswa di seluruh Indonesia menjadi bagian dalam program Kampus Mengajar.

 

“Kampus Mengajar memanggil dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa insan dikti untuk berkontribusi membuat perubahan sambil mengembangkan diri beradaptasi dengan teknologi dan berkreasi. Insan dikti Kampus Merdeka harus mengubah tantangan menjadi harapan,” kata Paris.

 

Kampus Mengajar merupakan program dari salah satu kebijakan sesuai dengan Permendikbud No.3 Tahun 2020 tentang SN Dikti yaitu hak belajar tiga semester di luar program studi. Program Kampus Mengajar mengajak para mahasiswa yang berdomisili di wilayah sekitar Sekolah Dasar 3T berkontribusi membantu guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik luring maupun daring, yang mana sebanyak 24 ribu desa belum terkoneksi internet sehingga pembelajarannya tertinggal.

 

“Merdeka Belajar ini membutuhkan kerja sama dan gotong royong yang baik agar tidak ada anak yang tertinggal, termasuk anak-anak di daerah 3T dengan sekolah dasar bet akreditasi C. Ayo bantu adik-adik kita di daerah 3T dengan cara bergabung dalam program Kampus Mengajar,” ujar Paris.

 

Mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Paris pun ucapkan apresiasi pada seluruh perangkat yang telah berkontribusi pada sosialisasi Kampus Mengajar, juga para peserta yang antusias mengikuti sosialisasi program Kampus Mengajar ini.

 

“Saya sangat bangga bahwa peluncuran Kampus Mengajar disambut dengan sangat antusias. Tidak disangka ada 6.000 peserta yang mengikuti sosialisasi Kampus Mengajar angkatan I tahun 2021. Saya yakin mahasiswa Kampus Merdeka akan membuat Indonesia Jaya, dan mahasiswa Kampus Mengajar akan mengubah tantangan menjadi harapan,” tutup Paris.

 

Senada dengan Paris, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Aris Junaidi menyampaikan empat hal penting dari program Kampus Mengajar yang merupakan buah kerja sama antara Kemendikbud dengan LPDP ini. Program ini merupakan bagian dari kegiatan mengajar di sekolah dari program Kampus Merdeka, membantu pembelajaran di masa pandemi terutama untuk SD di daerah 3T, menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi, dan menjadi mitra guru dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu, mahasiswa juga dapat berkontribusi dalam mendukung kepala sekolah melakukan administrasi dan manajerial sekolah.

 

Adapun kriteria dari Kampus Mengajar bagi mahasiswa, yaitu mahasiswa calon sarjana minimal semester 5 dengan IPK minimal 3 dari skala 4, serta diprioritaskan bagi mahasiswa yang memiliki pengalaman mengajar dan berorganisasi, di seluruh perguruan tinggi dibawah naungan Ditjen Dikti Kemendikbud terakreditasi minimal B. Selanjutnya kriteria bagi Sekolah Dasar yang dituju yaitu di lokasi 3T dengan akreditasi minimal C.

 

“Manfaat bagi perguruan tinggi dan dosen akan memberi kontribusi nyata bagi permasalahan pendidikan khususnya masa pandemi ini, memberikan kesempatan dosen lintas prodi untuk berkolaborasi dengan mahasiswa, sekolah dan guru dalam pengembangan pendidikan, serta memberi ruang pengabdian, penerapan berbagai kajian, inovasi dan kreativitas yang dihasilkan dosen dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan yang utama yaitu mendukung perguruan tinggi untuk mencapai IKU nomor 2, yaitu jumlah mahasiswa yang mendapatkan pengalaman di luar kampus. Selanjutnya bagi dosen pembimbing lapangan akan mendapatkan insentif dan sertifikat pembimbing kegiatan,” ujar Aris.

 

Manfaat program Kampus Mengajar bagi mahasiswa, yaitu diakui konversi hasil belajar sampai dengan 12 SKS serta adanya pemotongan UKT hingga 2,4 juta dan mendapatkan uang saku Rp 700 ribu perbulan. Dalam program ini mahasiswa juga dapat membantu dalam menyosialisasikan produk pembelajaran Kemendikbud meliputi kurikulum darurat, modul pembelajaran, AKSI, portal rumah belajar, dan lain-lain. Tak ketinggalan, mahasiswa juga dapat melakukan sosialisasi dan improvisasi materi promosi profil pelajar Pancasila sekaligus menjadi duta edukasi perubahan perilaku di masa pandemi.

 

Pendaftaran program Kampus Mengajar dibuka dari 9-21 Februari 2021 mendatang dengan melakukan registrasi administrasi melalui aplikasi MBKM. Aplikasi ini melakukan pencatatan mulai dari registrasi akun, kegiatan, proses seleksi, pencatatan aktivitas mahasiswa hingga proses penilaian yang terintegrasi dengan PDDikti. Sehingga, para dosen dan mahasiswa yang ingin menjadi bagian dari program Kampus Mengajar harus terdaftar di PDDikti.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ditjen Dikti Sebut Uhamka Termasuk Kampus dengan Pendaftar Terbanyak

Trending Now

Iklan

iklan