Problematika Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

Minggu, 31 Januari 2021 | 14:40 WIB Last Updated 2021-02-01T03:41:45Z


Kabarpendidikan.id
Saat ini Dunia sedang digemparkan dengan adanya wabah virus Covid-19, datangnya virus tersebut berasal dari kota Wuhan, China. Lalu virus Covid-19 meluas ke seluruh Dunia termasuk Indonesia, tidak sedikit korban yang sakit ataupun meninggal, menurut merdeka.com, 20/10/2020 sampai saat ini jumlah korban yang terpapar virus Covid-19 mencapai 368.842 orang, jumlah pasien sembuh bertambah menjadi 293.653 orang dan jumlah kasus meninggal bertambah 12.734, dan akan semakin bertambah jika tidak mematuhi protokol 3M yang dianjurkan pemerintah.

 

Maka dari itu pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan tentang situasi darurat global yang disebut sebagai “global health emergency” kebijakan tersebut menyebabkan terjadinya lockdown di beberapa Negara yang menyebabkan tempat ibadah ditutup, perusahaan dan kantor ditutup, pasar dan swalayan ditutup, bahkan sekolah pun ditutup. Dengan adanya virus ini pada tanggal 18 Maret 2020 pemerintah mengeluarkan aturan tentang “work from home” (WFH) yang mengharuskan para karyawan melakukan pekerjaan jarak jauh. Sedangkan para pelajar melakukan sistem pembelajaran tanpa tatap muka atau bisa disebut juga dengan daring.

 

Pada tanggal 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim telah menetapkan kebijakan tentang pembelajaran daring yang dilakukan di rumah masing-masing untuk memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19 yang sedang melanda. Proses belajar dan mengajar dilakukan dengan aplikasi pendukung seperti online learning, zoom meeting, Google meeting, classroom, whatsApp grup serta aplikasi pendukung lainnya, di tengah pandemi seperti ini para siswa dituntut untuk belajar secara mandiri dengan didampingi oleh orang tua sebagai pengganti guru di sekolah.

 

Mengapa pembelajaran daring menyebabkan problematika? Dari hasil wawancara dengan para mahasiswa lain, terdapat kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran daring. Kelebihannya yaitu lebih dekat dengan keluarga apalagi sebagai mahasiswa rantau yang jarang pulang, efisien waktu bagi yang bertempat tinggal jauh dari kampus, hemat ongkos tidak perlu pulang pergi menggunakan angkutan umum, mengurangi risiko terjangkit virus Covid-19. Sedangkan kekurangannya yaitu keterbatasan sinyal yang menghambat aktivitas pembelajaran, pengeluaran kuota yang sangat besar, praktikum kurang memadai, kurangnya bersosialisasi baik teman maupun dosen, kurangnya pemahaman dalam memahami materi, tidak hanya para mahasiswa para guru pun ikut merasakan kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran daring tersebut.

(Khansa Muthi’ah Khairani / Mahasiswa PGSD Uhamka)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Problematika Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

Trending Now

Iklan

iklan