Pandemi Covid-19 Menuntut Kita Mengajar Kreatif Dengan Seni Pedagogis

Minggu, 01 November 2020 | 08:31 WIB Last Updated 2020-11-20T08:39:45Z


Kabarpendidikan.id
 Kondisi pandemi Covid-19 saat ini menuntut semua orang untuk terus berinovasi  mencari solusi dimasa pandemi. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayas adakan Seminar Nasional Daring dengan tajuk "Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia dalam Perspektif Pedagogis Masa Pandemi" (31/10/2020) dengan menghadirkan Narasumber dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) yaitu Prof. Dr. Ade Hikmat, M.Pd. dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yaitu Dr. Sumiyadi, M.Hum.

Dalam kegiatan ini, Aan Asphianto selaku Direktur Pascasarjana Untirta dalam sambutannya menuturkan bahwa sesuai dengan tema yang disajikan, Seminar Nasional Daring ini mengangkat permasalahan mengenai bagaimana idealnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tetap terlaksana meskipun harus dilaksanakan secara daring, mengingat penyebaran pandemi Covid-19 yang belum kunjung mereda.

“Seminar ini dilakasanakan untuk merespon situasi yang aktual saat ini yakni kita masih berada dalam situasi pandemi. Tentu saja bahwa pandemi ini membawa dampak yang nyata bagi pengajaran Bahasa dan Sastra, oleh karenanya kami mengusung tema tersebut pada kegiatan Seminar ini.” Ujar Aan.


Dirinya Juga menambahkan untuk kedepannya pemberlakuan sistem pembelajaran daring perlu mendapatkan pengkajian yang mendalam dari berbagai kalangan baik akademisi maupun pihak pembuat regulasi. Dirinya juga berharap agar para kaum akademisi mampu melakukan otokritik terhadap pendidikan berbasis pedagogis yang menurutnya berkaitan erat dengan design pendidikan bersistem daring.     

“Sistem pendidikan daring diharapkan dijadikan kajian yang harus disikapi dengan serius dan terukur oleh para pengendali kebijakan baik didaerah mauapun nasional.

Dilain pihak beberapa akademisi memilki kesempatan secara kritis terlibat dalam teori penalaran pedagogis design pembelajaran yang terkait dengan pendidikan daring.” Pungkas Aan.


Kegiatan yang dihadiri oleh 472 peserta dari berbagai daerah ini turut mengundang berbagai pembicara ternama yang merupakan ahli Bahasa dan Sastra Indonesia. Salah Satu diantaranya Ade Hikmat (Direktur Pascasarjana Uhamka) yang telah malang melintang dalam dunia akademisi terutama dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Ade Hikmat yang telah banyak menulis buku pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi referensi bagi pembelajaran Bahasa Indonesia dijenjang S1 dan Pascasarjana ini, menyampaikan materi dengan judul Pedagogis Pembelajaran Sastra pada Masa Pandemi. 


Dirinya menyampaikan bahwa menurutnya secara tak langsung pandemi Covid-19 menuntut manusia untuk semakin kreatif dan inovatif serta menuntut setiap orang untuk meningkatkan skill dan kemampuan seseorang terutama pengajar yang harus mampu berdaptasi dengan perubahan sistem pembelajaran.


“Pandemi ini kita maknai sebagai sebuah kejadian yang kalau kita pahami itu adalah menuntut kita sebagai guru, pendidik, penggajar, dan orang tua untuk lebih kreatif didalam mengajarkan dan menyampaikan kepada peserta didik bahwa pembelajaran tak hanya dilaksanakan diruang kelas melainkan bisa dilangsungkan dimana saja, waktunya kapan saja, dengan siapa saja agar membuat peserta didik menjadi mandiri belajar” Ujar Ade.


Dirinya juga menyampaikan bahwa orang tua perlu mendidik anak anaknya sesuai dengan zamannya, yang menurutnya para guru, orang tua, dan pengelola pendidikan jangan terlalu terglorifikasi dengan pendidikan dimasa lampau yang berujung pada penerapan pola pendidikan dimasa lampau yang mayoritasnya sulit diterapkan pada pendidikan dimasa modern, meskipun banyak nilai-nilai pendidikan dimasa lampau yang masih relevan diterapkan dalam pola pendidikan dimasa ini. 


“kita sebagai orang tua, guru jangan terlalu bangga bahwa pendidikan zaman dulu harus diterapkan dimasa kini, walaupun nilai-nilai yang baik yang masih relevan masih bagus untuk diterapkan dimasa kini tetapi dijaman sekarang ini harus dilengkapi dengan media tekhnologi pembelajaran yang canggih.”


Ade menutup materinya dengan mengutarakan pemikirannya bahwa setiap saat dunia mengalami perubahan dan pembaharuan dan hal tersebut menuntut manusia untuk selalu berprilaku kreatif dan inovatif disetiap masanya.


“Tuhan merupakan maha pembaharu dan kita harus meyakininya, sedangkan pemabaharuan merupakan sebuah keniscayaan karena bila alam semesta ini tetap statis maka tidak akan terjadi hal-hal yang baru dalam kehidupan kita. Dalam proses perubahan itu ada proses atau kegiatan kreatif dari manusia, sedangkan kreativitas merupakan fitrah yang menjadi jati diri setiap indidvidu manusia, dan pembaharuan ini berakibat adanya kebutuhan, dan kebutuhan itu dipenuhi dengan kreatifitas manusia.” Pungkasnya. (ABL)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pandemi Covid-19 Menuntut Kita Mengajar Kreatif Dengan Seni Pedagogis

Trending Now

Iklan

iklan