KabarPendidikan.id - Badan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkuat literasi anak terdampak melalui pendekatan ramah anak. Program "Literasi Ceria, Dongeng Gembira" digelar serentak 13–16 Desember 2025 di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, menyediakan pendampingan psikososial. (18/12)
Kegiatan mencakup membaca bersama, mendongeng, permainan
edukatif, serta pembagian 5.200 buku bermutu ke pengungsian dan sekolah rusak.
Literasi dipilih karena menciptakan rasa aman dan menyenangkan bagi anak yang
trauma, mengalihkan emosi negatif, serta memulihkan rutinitas belajar. Buku
berperan sebagai media harapan dan imajinasi positif.
Di Sumatra Utara, Hafidz Muksin beserta tim mendampingi anak
SD dan PAUD di MTsN 1 serta MAN 1 Langkat, dengan dongeng boneka, permainan,
dan bantuan buku serta makanan. Di Sumatra Barat, Sekretaris Badan Bahasa
Ganjar Harimansyah mengunjungi TK/TBM Delima dan SDN 17 Batang Anai di Padang
Pariaman.
Sementara di Aceh, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa Imam Budi
Utomo menyambangi SDN 1 Meurah Dua dan SD Muhammadiyah Meureudu di Pidie Jaya,
didukung Duta Bahasa dan TBM Lhee Club. Kolaborasi dengan komunitas literasi
memperkuat dukungan psikososial, menjaga budaya membaca di krisis.
Murid SDN 17 Batang Anai, Dimas, senang dengan buku dan
dongeng ceria, berharap sekolah segera pulih. Badan Bahasa menitipkan ratusan
buku untuk perpustakaan sekolah, sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Langkat,
Robert Hendra Ginting, mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk kehadiran
negara dalam darurat pendidikan.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin menyampaikan bahwa
pendampingan ini sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa agar bisa
terus berlajar, dan bisa pulih kembali setelah bencana.
“Anak-anak yang terdampak banjir memerlukan pendampingan
agar tetap memiliki motivasi belajar dan rasa aman secara psikologis. Melalui
buku dan aktivitas literasi, kami berupaya membantu mereka kembali beradaptasi
dan pulih,” ujar Hafidz.