KabarPendidikan.id - Melki Laka Lena selaku Gubernur NTT, desak perbaikan total sistem pendidikan di provinsi itu karena NTT ada di peringkat 35 dari 38 provinsi di Indonesia dalam pendidikan. Menurutnya, kondisi ini merupakan emergency pendidikan yang harus segera ditangani secara serius dan terpadu.
Dalam pertemuan dengan Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB, Korwas,
dan pengurus Osis di SMA N 1 Ende (18/09/2025), Gubernur Melki menyoroti
beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di NTT rendah. Salah
satunya adalah beban administratif guru yang terlalu besar sehingga mengganggu
proses belajar mengajar.
“Siswa kurang dapat ilmu dengan baik karena guru lebih fokus
ke urusan administrasi,” tutur Melki.
Melki juga tekankan betapa pentingnya ningkatin kompetensi,
kualitas, dan kapasitas guru dalam transfer ilmu ke siswa. Menurut dia, tugas
utama guru ya itu mencerdaskan anak bangsa. Selain itu, kesejahteraan guru juga
jadi perhatian penting biar mereka bisa ngajar dengan optimal.
Melki menyoroti rendahnya kemampuan literasi dan numerasi
siswa, serta dampak negatif media sosial terhadap perkembangan otak anak. Ia
menyebut perlunya perubahan cara mendidik yang lebih relevan dengan tantangan
zaman.
“Harus kita ubah semua supaya tercipta pendidikan yang keren
dan berkualitas,” ujar Melki.
Melki juga mengajak sekolah kembangkan kewirausahaan melalui
program One School One Product. Katanya, sekolah harus bisa dapat pendapatan
sah dan mandiri dengan manfaatkan potensinya sendiri.
“Ini bukan soal bisa atau tidak, tapi soal mau atau tidak
mau,” ucap Melki.
Sebagai langkah konkret, Melki mengajak seluruh stakeholder
untuk memiliki komitmen bersama dalam memperbaiki sistem pendidikan. Ia juga
mengusulkan pengaktifan jam belajar masyarakat sebagai bagian dari gerakan
literasi kolektif. Dengan sinergi dan keseriusan semua pihak, ia berharap
pendidikan di NTT bisa bangkit dan bersaing secara nasional.
adp