KabarPendidikan.id - Tim Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia Jawa Tengah Wilayah Kerja DIY (Kanwil Kemenham Wilker DIY), melakukan peninjauan secara langsung ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20, Purwomartani, Kalasan, Sleman.
Dalam kunjungan ini, Kemenham, Kemensos, dan Pemda DIY
berupaya memperkuat sinergi untuk memenuhi hak pendidikan anak-anak dari
keluarga rentan. Lukman Sahit dari Kemenham Wilker DIY menilai bahwa fasilitas
di SRMA Sleman sudah cukup baik untuk mendukung proses belajar-mengajar.
“Kami melakukan observasi langsung terhadap aktivitas
sekolah yang menerima siswa dari berbagai daerah di DIY dan menemukan bahwa
semua fasilitas, termasuk asrama, konsumsi, dan pemeriksaan kesehatan berkala,
sudah lengkap dan memenuhi kebutuhan” tuturnya.
Kepala Sekolah SRMA 20, Reti Sudarsih, mendampingi tim
Kemenham dalam kunjungan tersebut dan menyatakan bahwa manajemen sekolah serta
dukungan bagi siswa telah berjalan dengan baik.
“Saat ini SRMA 20 Sleman didukung oleh 16 pendamping program
yang berperan sebagai wali asuh, tiga pekerja sosial anak yang mengelola
asrama, serta tenaga pengajar dari Kemendikdasmen,” ucapnya.
Sekolah ini memiliki proses belajar mengajar yang terbagi
dalam tiga kelas, dengan mayoritas siswanya adalah perempuan. Saat ini, total
ada 75 siswa yang bersekolah di sini.
Tim juga melakukan kunjungan ke Dinas Sosial Sleman guna
memperkuat koordinasi dan membahas pelaksanaan program sekolah rakyat melalui
audiensi.
“SRMA 20 Sleman berada di lingkungan Balai Besar Pendidikan
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS). Balai ini sejak era Mensos Tri
Rismaharini bertransformasi menjadi pusat multi layanan. Dan sejak Mensos
Saifullah Yusuf, lalu didirikan sekolah rakyat,” ujar Ferry.
adp