KabarPendidikan.id - Musyawarah Nasional (Munas) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ke-18 dengan tema Menakar Arah, Menguji Janji: Revitalisasi Peran Mahasiswa dalam Menjaga Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Pembangunan Merah Putih resmi dibuka di Auditorium Andi Hakim Nasution, Institut Pertanian Bogor (IPB) berlangsung hingga 28 Juni.
Brian Yuliarto selaku Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan
Teknologi (Mendiktisaintek) mengatakan
bahwa ia tengah menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor pendidikan
tinggi Indonesia saat ini, termasuk kompleksitas permasalahan global dan
rendahnya angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.
“Indonesia masih terjebak dalam siklus rendahnya partisipasi
pendidikan tinggi dan stagnasi teknologi, dengan capaian manufaktur teknologi
tinggi hanya sekitar 30%. Namun, dengan mengoptimalkan inovasi dan riset,
kampus dapat menjadi lokomotif pembangunan industri nasional dan penggerak
ekonomi yang berkelanjutan,” tutur Brian.
Brian menegaskan pentingnya perubahan kultur kampus yang
lebih mengedepankan penelitian, pengabdian masyarakat, dan membangun budaya
dialektika ilmiah.
“Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan industri, kita
perlu menciptakan ekosistem pengetahuan yang kuat di kalangan mahasiswa.
Penguasaan sains dan teknologi adalah kunci kemakmuran suatu bangsa, sehingga
penting bagi kita untuk terus mengejar ilmu pengetahuan dan menguasai teknologi
terkini,” pesan Menteri Brian.
Sementara itu, Arif Satria selaku Rektor IPB menekankan
pentingnya kepemimpinan generasi muda dalam menghadapi era teknokrasi.
“Kepemimpinan itu ada empat level. Cara terbaik untuk
menyiapkan masa depan adalah mengerjakan hari ini. BEM SI sebagai calon
pemimpin masa depan, silakan dipersiapkan bagaimana menghadapi teknokrasi di
masa depan. Tidak hanya memimpin perubahan, tapi juga memimpin masa depan,” ujar
Arif.
adp