Ia menegaskan agar gerakan IMM tidak menjadi membosankan
bagi anggotanya. Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan Pelatihan Instruktur
Madya (PIM) DPD IMM DKI Jakarta yang digelar di Kampus A Limau Uhamka, Kamis (1/5).
"Gerakan IMM jangan sampai membuat bosan," ucap
Prof. Gunawan.
Menurutnya, dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, Ambiguity) IMM harus menjaga semangat dan kreativitas dalam
berorganisasi, terutama dalam menghadapi dinamika zaman yang penuh dengan
ketidakpastian.
"Gerakan IMM di era VUCA harus punya resiliensi
(ketahanan) dan resistensi (kegigihan)," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Kaderisasi DPD IMM DKI Jakarta,
Ayyubi Kholid Saifullah dalam laporannya berharap agar IMM bisa menjadi wadah
untuk mengembangkan potensi mahasiswa.
Menurutnya, IMM tidak boleh berhenti hanya menjadi
organisasi pengkaderan formal semata, melainkan harus mampu menciptakan
ekosistem yang subur bagi tumbuhnya intelektualitas, kepemimpinan, dan jiwa
pengabdian sosial para anggotanya.
“IMM harus mampu menjadi rumah yang nyaman untuk para
kadernya belajar, tumbuh, dan berdampak,” ujarnya.
Ayyubi juga menekankan pentingnya kaderisasi yang adaptif
terhadap perkembangan zaman. Ia menyebut bahwa dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), pendekatan kaderisasi harus
lebih kontekstual, tidak hanya normatif.
“Zaman terus bergerak, dan metode kaderisasi kita harus ikut
bertransformasi. IMM tidak bisa mengandalkan cara-cara lama untuk menjawab
tantangan baru,” tambahnya.