KabarPendidikan.id - Kemampuan berpikir spasial menjadi salah satu keterampilan penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran geografi. Kemampuan ini membantu siswa memahami lokasi, arah, bentuk, dan hubungan antar fenomena geografis di lingkungan sekitar. Untuk itu, pembelajaran geografi tidak hanya dapat disampaikan melalui teori, tetapi juga perlu dilengkapi dengan praktik langsung dan pengalaman kontekstual agar siswa lebih memahami secara mendalam.
Sebagai salah
satu implementasi nyata, Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka), Mushoddik
bersama mahasiswa menyelenggarakan kegiatan bertema GeoFun Camp: Belajar
Geografi Lapangan Lewat Aktivitas Bermain dan Praktik di SMAS Budhi Warman
I, Jakarta, Jumat (16/5). Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan sekaligus mendalam bagi siswa.
Dalam GeoFun
Camp, siswa diajak mengikuti serangkaian kegiatan menarik yang dirancang
untuk memperkenalkan konsep geografi secara menyenangkan. Salah satu kegiatan
utama yang mendapatkan perhatian besar adalah Pameran Alat Geografi. Siswa
tidak hanya melihat berbagai alat geografi seperti kompas, GPS, pengenalan alat
pengukur polusi udara serta batuan dan jenis tanah.
Dalam kegiatan
ini, siswa diberi kesempatan untuk mencoba langsung alat pengukur kualitas
udara serta mengamati secara langsung berbagai jenis batuan dan tanah yang
memiliki karakteristik berbeda. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya
mengetahui fungsi alat dan jenis-jenis material geosains, tetapi juga memahami
relevansinya terhadap kehidupan dan lingkungan sekitar.
Kegiatan ini juga
dilengkapi dengan aktivitas kreatif seperti menggambar peta sederhana, bermain
peran sebagai ahli geografi, serta simulasi pengamatan lingkungan. Pendekatan
ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan daya pikir spasial mereka dengan
cara yang aktif dan menyenangkan.
Hilya Azizah
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAS Budi WARMAN I menegaskan pentingnya
penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas.
“Ketika siswa mendapatkan teori di kelas, maka
perlu dikunci dengan praktik langsung agar ilmu tersimpan kuat dalam memori
anak,” ujarnya. Pendekatan seperti ini tidak hanya membuat siswa lebih aktif,
tetapi juga membangun pemahaman yang lebih kuat dan aplikatif terhadap
konsep-konsep geografi.
Diharapkan
melalui pembelajaran geografi yang lebih kontekstual dan interaktif ini, siswa
dapat mengembangkan keterampilan berpikir spasial secara optimal. Selain
memahami konsep-konsep geografi, mereka juga mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, seperti memahami pentingnya menjaga kualitas udara dan
mengenali kondisi tanah di sekitar mereka.