Perempuan Taliban dan Asa Yang Tertunda

Jumat, 05 November 2021 | 10:06 WIB Last Updated 2021-11-05T05:27:36Z

 


Kabarpendidikan.id 
 Ratusan ribu perempuan muda di Afghanistan tak mendapatkan izin untuk kembali ke sekolah sejak Taliban berhasil merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus lalu. Banyak yang mengatakan impian mereka tertunda dan hanya sedikit yang memiliki harapan untuk masa depan.

 

Salah satunya Sahar, perempuan yang berusia 17 tahun melihat sekeliling kelas lamanya yang kosong. Remaja Afghanistan itu bermimpi menjadi seorang insinyur, tetapi, setidaknya untuk saat ini, ia terpaksa harus belajar di rumah.

 

Seperti ratusan ribu perempuan Afghanistan lainnya, ia juga tidak diizinkan kembali ke sekolahnya sejak Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus.

 

Kelompok garis keras itu hanya mengizinkan laki-laki dan bocah perempuan mengenyam pendidikan. “Sewaktu saya melihat adik perempuan dan adik laki-laki saya yang pergi ke sekolah saya merasa sangat sedih, karena saya tidak bisa melakukan hal yang sama. Sepulang sekolah, mereka mengerjakan pekerjaan rumah dan berbicara tentang teman-teman sekelas dan pelajaran mereka. Saya merasa sedih karena saya tidak bisa pergi ke sekolah," jelasnya.

 

Di seberang kota, mimpi Hawa, seorang perempuan muda lainnya, juga tertunda. Mahasiswa berusia 20 tahun itu tak bisa melanjutkan studinya di jurusan sastra Rusia di Universitas Burhanuddin Rabbani, yang belakangan diubah namanya oleh Taliban menjadi Universitas Pendidikan Kabul.

 

Hawa kecewa karena beberapa pekan setelah mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, Taliban menutup kementerian perempuan dan menggantinya dengan Kementerian Urusan Kebajikan dan Kejahatan.

 

Hawa mengatakan ia tidak memiliki harapan untuk masa depannya. "Ketika kementerian perempuan ditutup, ketika kami pergi untuk memprotes Taliban, mereka mengatakan: siapa kalian? Satu-satunya peran kalian adalah memasak, menikah dan duduk di rumah. Kalian tidak perlu bekerja lagi."

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perempuan Taliban dan Asa Yang Tertunda

Trending Now

Iklan

iklan