Mengenal Toxic Friendship

Jumat, 26 November 2021 | 10:07 WIB Last Updated 2021-11-26T03:07:00Z

 


Putri Aliffina Huwaida Nabilah

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka


Pertemanan seringkali memberikan pengaruh positif seperti membuat hidup lebih bahagia, memperoleh support system yang baik, mengurangi kesepian, maupun membuat hidup lebih bermakna. Sayangnya, menurut Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., pertemanan tidak selalu menghasilkan pengaruh yang positif. Pada beberapa situasi, terdapat pertemanan yang malah menghasilkan pengaruh negatif pada psikologis seseorang. Istilah populer dari situasi tersebut adalah toxic friendship.


Dalam kacamata psikologi sendiri, terdapat tujuh tipe toxic people yang mungkin saja kita temui dalam hubungan toxic friendship. Tipe pertama adalah the user, mereka hanya akan ada apabila membutuhkan sesuatu. Tipe kedua adalah the leech yang cenderung menggantungkan diri pada kita. Ketiga adalah the drama queen, mereka adalah orang orang yang merasa paling membutuhkan perhatian.


Tipe selanjutnya adalah negative nellie di mana individu selalu mengeluh dan berpikiran negatif, bahkan pada hal-hal positif sekalipun. Tipe kelima adalah critical cathy yang senang mengkritik, saying nya bukan kritik yang membangun, tetapi kritik yang cenderung menjatuhkan. Tipe keenam adalah the gossip hound yang gemar menyebarkan gosip. Sementara itu, tipe terakhir adalah the rebel yang mengajak kita pada hal-hal yang buruk.


Meskipun dalam pertemanan Anda sudah lama mengenal satu sama lain, tak bisa jadi jaminan keseluruhan karakternya akan bisa terlihat. Lambat laun, sifat aslinya akan terlihat dan Anda harus siap jika beberapa di antaranya ternyata memberi pengaruh buruk terhadap diri Anda. Bisa jadi, temandengan karakter tersebut termasuk dalam toxic friends seperti penjelasan diatas. Berikut adalah beberapa cara untuk menghandapi atau menghindari si toxic friends tersebut.


Menetapkan Batas

Seseorang dengan sifat yang toxic mungkin tak akan menyadari bahwa dirinya sangat mengganggu bagi orang lain. Untuk itu, Andalah yang harus memberi batas seperti apa berperilaku terhadapnya. Berteman dan jalan bareng dengannya boleh saja, namun jika Anda sudah merasa kesulitan menghadapi hal negatif yang dibawa orang tersebut, sebaiknya membatasi interaksi dengannya sebisa mungkin. 


Jangan Membalas Perilakunya

Tak bisa dipungkiri, rasa kesal kerap kali menghampiri Anda dan keinginan untuk membalas perilakunya pun muncul. Namun, sebelum Anda berniat untuk membalasnya, pikirkan kembali bahwa di saat itu pula  Anda tak ada bedanya dengan toxic friends. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah  meminimalisir interaksi dengannya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi.


Mulai Menjauh Darinya

Pertemanan memang mahal dan tak ada yang bisa menggantikannya. Namun, Anda perlu memfilter apakah jenis pertemanan tersebut akan memberi dampak baik atau buruk terhadap diri Anda. Jika memang memberi dampak buruk,tentu saja harus dihindari. Kalaupun Anda ragu untuk langsung menjauh darinya, coba untuk memberi ruang untuk memikirkan kembali apa langkah selanjutnya dalam mengatasi hal ini. Memberi ruang sejenak juga bisa saja membawa efek positif bagi perubahan teman Anda. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengenal Toxic Friendship

Trending Now

Iklan

iklan