(Asha Maharani Nupus / Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHAMKA)
Kabarpendidikan.id Pada tahun 1866, Heness menerapkan Natural Method pada sebuah sekolah dalam mengajarkan bahasa, kemudian pada tahun 1880, Francois Govin menambahkan physical activity namun ditolak pada waktu itu, pada waktu yang bersamaan Victor menambahkan pendekatan baru pada Gammar Translation Method, dia menggunakan spoken language dengan menunjuk dan mendeskripsikan phonetic serta menggunakan material berupa gesture dan gambar sampai kata/bahasa target tersebut dimengerti oleh siswa. Setelah awal abad ke-20, metode tersebut dinamakan Direct Method (DM). Di Jerman, Direct Method ini dimodifikasi ke bentuk Electic Method yaitu kombinasi Gammar Translation Method dan Direct Method.
Metode natural lebih banyak menggunakan aktivitas dalam pembelajarannya. Metode ini lebih menekankan pada listening and speaking, lalu penekanan terhadap ketepatan pronunciation dan grammar, keterampilan komunikasi dikembangkan dengan diskusi seputar tanya jawab di kelas, dan lebih menariknya adalah pembelajaran nya menggunakan demonstrasi seperti visual aids. Banyak pula cara-cara menarik dalam mengajar metode ini, seperti games yang didasarkan pada metode ini.
Ciri-Ciri Natural Method :
1. Urutan pelajaran mula- mula diberikan melalui menyimak/ mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading), menulis (writing) terakhir baru gramatika.
2. Pelajaran disajikan mula- mula memperkenalkan kata- kata yang sederhana yang telah diketahui anak didik, kemudian mempraktikan benda- benda mulai dari benda- benda yang ada didalam kelas, dirumah dan diluar kelas, bahkan mengenal luar negri atau Negara- Negara asing terutama Timur Tengah.
3. Alat peraga dan kamus yang dapat yang dapat digunakan sewaktu- waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata- kata sulit dalam bahasa asing dan memperbanyak perbendaharaan kata- kata atau memperkaya vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing.
4. Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap- cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan.
5. Menggunakan beberapa pengajar secara bergantian, sehingga anak didik mendengar bunyi kata dan kalimat dari orang yang berbeda.
Langkah-langkah Natural Method :
1. Guru sebagai sumber utama penyediacomprehensible input dalam bahasa sasaran. Guru diharuskan bisa menyediakan waktu yang banyak untuk memberikan input bahasa dengan berbagai macam bantuan seperti isyarat – isyarat sehingga anak bisa menafsirkan input yang diberikan.
2. Guru berperan sebagai pencipta suasana kelompok yang menarik dan santai serta ramah sehingga akan meminimalkan terjadinya affective filter dalam belajar. Untuk meminimalkan terjadinya affective filter ini, guru tidak memaksa anak untuk berbicara di dalam kelompok sebelum mereka siap untuk berbicara;guru tidak mengoreksi kesalahan yang dibuat anak; dan guru memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan minat anak.
Direct method adalah metode mengajar secara langsung dan secara alami. Dalam metode ini kosa kata diajarkan melalui demonstrasi benda dan gambar dan bahan-bahan visual lainnya. Tujuan dasarnya adalah siswa belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara spontan dan secara lisan.
Prosedur Direct Method :
1. Siswa secara bergantian membaca teks dengan suara keras.
2. Setelah membaca, mereka bertanya sesuai dengan bahasa mereka.
3. Guru menjawabnya sesuai dengan bahasa mereka pula.
4. Guru dan siswa melafalkan kosa kata secara bersama-sama.
5. Siswa menyusun pertanyaan dan parnyataan untuk siswa yang lain.
6. Guru meminta siswa untuk mengisi latihan-latihan soal.
7. Siswa membaca latihan dengan keras dan melengkapi kata yang hilang.
8. Guru meminta siswa untuk mencatat dengan cara mendikte.
Langkah-langkah Direct Method :
1. Fase persiapan, dalam fase ini guru menjelaskan informasi latar belakang pelajaran, pentinganya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Fase demonstrasi, dalam fase ini guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3. Fase pelatihan terbimbing, dalam fase ini guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal.
4. Fase umpan balik, yaitu fase di mana guru harus mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik.
5. Fase pelatihan lanjut mandiri, yaitu fase di mana guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan kehidupan sehari- hari, Depdiknas 2005:26.
Guru berperan sebagai penanggung jawab dan pemilih, mengumpulkan dan merancang materi pelajaran dan kegiatan kelompok yang beraneka ragam untuk digunakan dalam kelompok. Dalam memilih bahan pelajaran tidak hanya dipilih berdasarkan persepsi guru semata akan tetapi juga harus mempertimbangkan minat dan kebutuhan anak, disamping guru juga harus memilih situasi atau kegiatan yang tepat untuk penyajian materi tertentu.