Kendala Dalam Pembelajaran Daring

Minggu, 27 Juni 2021 | 07:50 WIB Last Updated 2021-06-27T00:50:00Z

 



Karya Indah Syafrina Lubis

Mahasiswa FKIP Uhamka

Di era pandemi covid-19 saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling besar. Sejak pertengahan Maret 2020, Indonesia membuat status bahaya Pandemi Covid-19, sehingga semua warga Indonesia harus melakukan 5M yaitu “Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi”, kemudian melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) selama dua minggu berniat untuk memutus tali penyebaran Virus Corona atau dikenal dengan sebutan Covid-19.

 

Dalam kondisi pandemi saat ini, banyak bidang yang terkena dampaknya, salah satunya adalah bidang pendidikan. Semua peserta didik dan tenaga pendidik terpaksa melakukan kegiatan belajar dan mengajar dari kediamannya masing-masing. Dengan kondisi seperti itu, semua kalangan terutama dalam bidang pendidikan merasa kaget karena belum pernah merasakan kondisi seperti itu dan menjadikan pembelajaran daring memiliki kendala yang cukup serius.

Ada beberapa kendala yang akan saya sebutkan seperti berikut ini.

Yang pertama adalah kendala mengenai penggunaan teknologi. Bagi tenaga pendidik seperti dosen maupun guru yang sudah berumur, hal ini tidaklah menyenangkan karena mereka di paksa untuk memahami teknologi yang mana mereka tidak “melek” dengan hal itu, itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk adaptasi dan cukup membuang waktu yang lama untuk lancer dalam soal teknologi dalam gadget.

 

Yang kedua adalah kendala mengenai sarana pembelajaran, ini masalah yang cukup besar mengenai kendala pembelajaran online karena tidak semua masyarakat Indonesia mempunyai sarana pembelajaran yang cukup baik seperti gadget untuk melakukan video conference dan kuota internet yang harganya relatif mahal untuk kalangan masyarakat menengah kebawah, belum lagi soal kendala jaringan sinyal yang bisa saja terjadi kapan saja saat pembelajaran daring. Namun, langkah pemerintah cukuplah bagus dalam membantu para peserta didik dan tenaga pendidik dalam pembelajaran jarak jauh dengan cara memberikan kuota gratis khusus digunakan untuk pembelajaran saja, bagi yang menerima kuota tersebut ada batasan dalam penggunaannya seperti tidak bisa untuk bermain game ataupun membuka sosial media.

 

Yang ketiga adalah mengenai para peserta didik yang bermain-main saat pembelajaran jarak jauh atau daring. Hal ini menjadi faktor yang juga sering terjadi ketika melaksanakan aktivitas belajar di rumah. Karena siswa terlalu merasa santai dengan adanya belajar dari rumah. Tidak sedikit peserta didik yang bermain game saat pembelajaran jarak jauh, hal ini membuat pembelajaran jarak jauh tidak efektif karena tidak terpantau oleh guru. Namun dalam masalah ini, peran otang tua sangatlah penting, mereka harus sering mengawasi putra putri nya tetap berada di jalan yang benar saat belajar jarak jauh.

 

Pada intinya, semua kendala itu memanglah tidak mudah bagi peserta didik maupun tenaga pendidik karena kita jika kita sudah menyelesaikan suatu kendala atau masalah, akan timbul masalah baru yang mungkin lebih sulit untuk di lewati karena peserta didik tidak terpantau langsung oleh guru. Maka dari itu, alangkah baiknya jika semua elemen masyarakat baik peserta didik maupun tenaga pendidik dan juga pemerintah harus saling bersinergi dalam menyelesaikan semua masalah tersebut, karena saya yakin disetiap ada masalah akan ada solusi terbaiknya.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kendala Dalam Pembelajaran Daring

Trending Now

Iklan

iklan